Kaca:GEGURITAN BRAYUT.pdf/21

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

melaksanakan, pastilah akan tercapai, akan mencapai, kebahagiaan hati yang mulia.

76. Bila tak tahu kesusastraan (sastra), jadi pikiran tidak tajam, bersabda Pangeran Jembong, bila pertimbangan pikiran hanya sedikit, ingat dan rajinlah memuja, baik atau buruk jangan itu menjadi ukuran, itu yang dipakai menebus, De Brayut menyembah, telah semua diresapkan, segala sabda (Pangeran Jembong).

77. Dan disuruh mencari rumah, supaya pergi mendukuhin, segala aturan (ajaran agama) dilaksanakan sudah selesai dibe ritahu, menghormat lalu mohon diri, menyembah dan memekul, dianugrahi oleh Pangeran Jembong, menyembah hanya sekali, lalu bangun, dan ia berjalan miring.

78. Tapi tak diceriterakan di jalan , diceriterakan yang ditinggalkan, anak dan menantu sibuk di rumah, ia membagikan daging sapi, mengolah pencok telinga, ngacang-acang dan nimbung, ada yang membumbui iso, dan membuat lawar, merebus tulang, ada yang mengaduk yang direbus.

79. Ada yang membuat sate asem dan Jembat, ada yang mengolah bebandji, ada yang membuat raon, ada yang menghidangkan nasi, yang telah dihidangkan lima dulang, daging telah selesai diolah, segera dihidangkan, tuak dan berem, araknya telah tersedia.

80. Adon-adonannya sangat enak, baunya sangat sedap, semuanya termenung, semua menunggu-nunggu, kedua orang tuanya, orang tuanya belum datang, hanya I Ketut Sabaya, mengajak menyediakan nasi, tak disetujui, saudaranya semua marah.

81. Kamu sungguh loba tak tahu pantangan, seperti tak ingat menunggu, sebabnya ayah dan ibu wajahnya buruk, begitulah seperti perlakuanmu, juga tak menghiraukan, dilihat keluar masuk, tak tersangka ayahnya datang, semua mendekati, anak dan menantu, hatinya semua girang.

82. Baru datang ia duduk, anak-anaknya meladeni, ada yang


19