Kaca:GEGURITAN BRAYUT.pdf/18

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

56. (Pan Brayut) sudah tamat belajar, berguru ke desa timur, konon pada Pangeran Jembong, di Geria banjar Memedi, itulah Buda yang ahli, pengikut beliau sangat banyak, tapi tak ada yang menandingi, beliau sangat sombong, suka menonjolkan kepandaian.

57. Kepandaian beliau dipakai bahan berdebat, menyindir dengan kidung dan kekawin, entah benar atau salah, agar kelihatan pandai, setiap murid orang lain didekati, ditantang mengadu keahlian, dirayu dengan kata-kata halus, supaya mau berganti, berganti guru, supaya mengikuti ajaran beliau.

58. De Brayut waktu memohon, minta bekalnya meninggal, dibayar dengan bokor, dadar satak sekarang dan anampana· besik, konon harganya tiga ratus, dianugrahi oleh Pangeran Jembong, dianugrahi sangupati, melewati jembatan neraka.

59. Atas anugrah Tuhan Yang Maha Kuasa, pantangan yang tak boleh diabaikan, samahita yang harus dilaksanakan, dalam ajaran agama Buda, diceriterakan sudah pergi, bertapa di kuburan besar dan angker, di pohon kepuh yang berlobang, konon rumah setan, sangat ramai, burung gagak beterbangan.

60. Bersuara ngauk-ngauk dan pagurekgak, bertengger dan bergantung, burung gagak bersuara ngegalok, ada yang merungkuk mematuk ati, ada yang menerbangkan kulit, bebuahan dan pepusuh, perut dan jejaringan, mata dubur dan jari, kekembungan, di pohon kepuh yang berserakan.

61. Dihinggapi lalat bergerayangan, bergoyang-goyang dihembus angin, menetes-netes dan bertumpahan, dan menyebabkan muntah, bahunya sangat jelek, sangat busuk, anjing berkelahi, bercbutan berlomba-Iomba, merebut bangkai, di pohon kepuh sangat ramai.

62. Hari telah menjelang malam, matahari telah terbenam, semua bangun mencari makanan, burung-burung yang biasa hidup pada malam hari, burung kokokan kerekuak dan pencuri, deres caak dan hantu, kutuk-kutuk dan cegingan, ber

16