Kaca:GEGURITAN BRAYUT.pdf/15

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

38. Aduh aku sekarang, semua perlakuan salah, bila aku memaksa diri harus pergi, seperti tak mendengar nasehat, keadaanku seperti sekarang ini, sungguh tenaga telah tak berdaya lagi, siapa yang harus disalahkan, Pan Brayut sampai saat ini, amat terlalu, sejak baru nikah.

39. Bertemu asmara (bekerja) tak dapat diundurkan, tak mendengarkan kata-kata (istrinya), apakah hanya dua kali dalam satu hari, bila berkunjung ke mmah tetangga, pulang lalu membuka kainku, bila aku sedang menenun, bila dijumpai sedang di dapur, aku sedang memasak, tak dapat dibatalkan (harus diikut) hingga lupa akan memasak.

40. Demikianlah kata-katanya tak merasa malu, suaminya membela diri, mengapakah kamu berkata begitu, bila kamu yang menyalahkan diriku, hanya dirimulah sekarang, ngidam makan ikan kepiting, itulah yang beranak banyak, mungkin dia yang menulari, sebabnya banyak, anakmu sangat banvak.

41. Maka kasih sayang lagi keduanya, sadar akan diri dan hatinya senang, lama tidak diceriterakan, anak-anaknya telah dewasa, yang laki-laki, semuanya bisa bekerja dan mampu berdiri sendiri, sopan santun dan budiman, yang wanita sudah gadis remaja, cantik-cantik rupawan, banyak orang yang meminang.

42. Diceriterakan Ni Pemayun, sangat cantik rupawan menawan hati, rambutnya panjang melewati pinggang, keningnya runcing melengkung, bibirnya merah tua, seperti daun angsana muda yang ungu, bila melirik, lirikannya seperti kilat, bila bertatap muka, wajahnya dibuat-buat makin kalem.

43. Apa lagi wajahnya yang bernama I Made seperti emas yang diukir, sangat indah badannya ramping dan tinggi semampai, giginya putih menyala, halus mengkilap reperti kilat, pandangannya nunjung biru, keningnya runcing melengkung,

13