Kaca:GEGURITAN BRAYUT.pdf/13

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

jauh dariku, karena selalu menyusahkani ke mana tujuanmu, entah pulang ke barat ke Salumbung, apakah ke Kalimbean, apakah ada keluargamu akan senang, dengan bangkung (babi betina), di sanalah kamu diam.

26. Aku tak perduli denganmu, ditinggalkan jauh oleh setan, aku masih tetap susah, sama seperti janda setiap hari, ingat hasil pekerjaanmu (milikmu), kiranya ada kain dan selendang, kekasang dan kekantong, hanya ikat pinggang serobekan, sejak dahulu, semuanya milikku.

27. Men Brayut juga tak tahu malu, bagaikan tak menghiraukan, mamisbis sate calon, tulang songne yang dikikis, sumsum kepala dan sate gunting, letlet tulang kekuung, lain lagi jejepit iga, daging engkuk jepit babi, telah dimakan, selesai ia makan.

28. Mengatur tempat pencuci tangan, pasu pecah sudah kotor, mengambil sirih satu linting, menjawab seperti tak tahu malu, Kanda mengapa baru sekarang, berkata sangat kasar, siapa yang menyuruh datang, mengundang menyuruh meminang, diriku dahulu , ketika masih di rumah ayah.

29. Bila Kanda mengusirku , pulang kembali ke rumah, siapa yang kucari di barat, ayah telah benci, ibu telah meninggal, nenek telah tak ada (meninggal), siapa yang kucari, apa lagi orang akan senang, Pan Brayut, bagai mana setiap hari.

30. Sungguh tak berdaya aku yang di umpat-umpat, oh sungguh benarlah sekarang, ketika aku masih gadis dahulu, di rumah ayah, apakah aku tak menghiraukan, semua pekerjaan orang wanita, apa lagi memasak di dapur membuat ebat-ebatan, memintal benang dan mencelup, dan menenun, pekerjaan itu telah ditinggalkan.

31. Apa lagi membuat ukir-ukiran sampian, bisa menggulung benang dan mewarnai , kain endek model wirangrong, jarang orang akan dapat menyaingi, kalau balu kamimi, sangat indah dan manisbagaikan gula madu, ukelane sangat indah berkilauan, pinggirannya melingkar lembut bagaikan


11