9
Betara ". Lalu menjawab Betara : "baiklah kalau memang demikian, ja- ngan mencari hari lain, marilah sekarang". Di sana lalu Betara ber- sabda lagi: "Siapa yang lebih dulu mengeluarkan teka-teki tersebut siapa I Dukuh, saya?. Baiklah, kalau demikian saya dulu". Demikian lah kata Jro Dukuh. Di sana lalu Jro Dukuh mengeluarkan teka-teki, apa yang bernama: "lengkung dua kali, bulat sekali". Seketika (ja- di) termenung Ida Betara Mahadewa, lama beliau tak mengeluarkan pen- dapatnya. Lama kelamaan karena Ida Betara Mahadewa kesusahan, lantas beliau minta tolong pada golongan gandarwa, akan menerka isi bicara I Dukuh tersebut. lalu datang Ida Begawan Wrehaspati, memeberitahu- kan makna isi bicara tersebut. "baiklah saya beritahukan Paduka Be- tara, yang bernama lengkung sekali, bulat sekali, itulah bulan. pada waktu tanggal satu lengkung sekali, tatkala panglong sekali, jadi dua kali sudah lengkungnya, bulat sekali waktu bulan purna - ma"10). Oleh karena demikian suka citalah hati Ida Betara di gu- nung Agung karena urung dikalahkan oleh I Dukuh. Lalu Betara mener- kanya. Demikian teka-teki Dukuh, isi bicara Dukuh, bulan nama- nya. Tanggal lengkung sekali, panglong lengkung sekali,jadinya dua kali lengkunnya, bulat sekali diwaktu purnama". Sesudah demikian lantas menyerah I Dukuh Kedampal karena sudah kalah. "Baiklah kalau memang demikian, karena saya sudah kalah giliran Betara sekarang mengeluarkannya. Kalau tak dapat oleh saya menerkanya, kalahlah sa- ya di sini, saya akan menyerahkan diri kehadapan Paduka Betara dan juga anak saya, saya persembahkan. Hal gunung tersebut saya persi- lahkan agar Betara memotongnya, tapi perjanjian saya kalau saya ka- lah, berkenaan dengan anak saya yang bernama Tosning Dadap agar Be- tara memelihara baik-baik, dan I Tosning Presi, juga Betara meme- liharanya, karena cinta saya sama padanya". Lalu menjawab Ida Be- tara : "Nah bila kau kalah Dukuh, karena ada kaulku akan menjadikan anakmu Dukuh sebagai pengiring akan kupakai menari tatkala perayaan bulan kedasa 11).
