Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/268

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

2.17.2 Terjemahan

I Basang Gede

Tersebutlah sebuah dongeng,I Mantri Koripan pergi berburu ke hutan, malang sekali, seekor pun beliau tidak mendapat bina- tang. Pada wktu itu kebetulan musim panas.I Mantri Koripan amat dahaga, beliau menyuruh mencari air kian kemari, tetapi tidak didapat. Setelah lama berkeliling, barulah dijumpai pancuran yang aimya sangat jemih. Karena beliau sangat dahaga, tanpa berpikir panjang, air itu langsung saja diteguknya. Di luar dugaan, tiba-tiba meluncur seekor ular dari dalam pancuran dan terus masuk ke perut I Mantri Koripan.

Sekarang tersebut I Mantri Koripan pulang ‘ke Koripan. Setiba di puri perutnya terus membesar sehingga beliau tidak dapat berjalan, rupanya seperti orang mati, hanya matanya berkedip-kedip. Lama-kelamaan ular itu beranak di dalam perut I Mantri Koripan. Banyak dukun mengobati beliau, tetapi tidak ada yang mampu. Oleh karena itu, raja menyuruh membuang putra beliau ke hutan. Di hutan putra beliau akan dibuatkan rumah kecil dan disediakan sandang pangan.

Sekarang diceritakan I Mantri Koripan telah dibuang di hutan. Dalam waktu lima hari beliau masih dikawal oleh beberapa hamba, tetapi kemudian ditinggalkan oleh semua hambanya. I Mantri Koripan tinggal sendiri di hutan, tanpa makanan apa pun juga. Beliau tergeletak di tempat tidur,

Tersebutlah sekarang I Galuh Daha, putri raja Daha, sedang mengupas buah kapas pada hari Tumpek Wayang. Di dalam kapas itu dijumpai seekor ulat. Setiap hari ulat itu dirawat dan dipelihara sebaik-baiknya seperti mengasuh anak saja. Setiap hari diberi makan darah babi, darah sapi, dan darah kerbau. Lama-kelamaan ulat itu menjadi besar dan gemuk. Setelah didengar oleh raja bahwa putri beliau memelihara ulat, lalu I Galuh disuruh membuang ulat itu. Raden Galuh menolak,

“Ya, Ayahanda, jika Ayahanda menyuruh saya membuang ulat itu, saya mohon kepada Ayah agar saya dibuang juga.’’ Setelah mendengar kata-kata Raden Galuh, ayah beliau naik darah, lalu memerintahkan para abdi untuk membuang Raden Galuh bersama . ulat itu. Dalam perjalanan Raden Galuh terlunta-lunta. Tanpa di-

262