Kaca:Babad Praya.pdf/141

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

131


berapa banyak musuh dilawan,

menjawab Batuaya halus,

Raden hamba pamit besok,

akan mati semua hamba.


412. Di sini di dalam desa Pringga,

bila besok jadi tiba,

Raden Gusti berucap lagi,

hamba berani melindungi,

silakan panjangkan pikiran Tuan,

kalau mati cuma sekejap,

yang selamat sulit dicari.


413. Bila suntuk pikiran,

desa hancur dimakan api,

dan kita kalah seketika,

kalah tanpa ganjaran,

Anak Agung masih belum surut,

kita sudah pergi dahulu,

itu namanya salah aturan.


414. Begitulah pikiran hamba,

kalau patut silakan pikirkan,

bicara Anak Agung dahulu,

Raja di balai kapal,


pira musuh genta lawan,

nimbal Nyoman Batuaya ling na alus,

Raden kaji pamit sijema'

gen mate selapu' kaji.


412. Te le' dalem desa Pringga,

lamun payu musuh sijema' ndatengin,

Raden Gusti malik belatur,

kaji rani mesanggrahan,

sila' beloang kayun dekaji no julu',

mun rusak sekejep mata,

si onya' sekat tedait.


413. Lamun konte' pekayunan,

desa rusak nde'na burung kaken api,

tur ita ja kalah batrus,

kalah nde' nara' ganjaran,

Anak Agung masih geger nda'na surut,

ita ja'na selung pusat,

sino aran sala' gending.


414. Sakeno pikir kaji nengka,

mun kepatut sila' pikir sa' alus gati,

raos Anak Agung si julu,

bamusuh lawan Mentaram,