Pasamuhan Pangawi Bali dan Sewamara Kesusastraan Bali ke II/Pasamuhan Pangawi Bali
(Pertemuan Pengarang Bali)
Sebelum Pesamuhan Pengawi Bali dibuka oleh Panitia, terlebih dulu telah diumunkan para pemenang Sayembara Karang-mengarang Kesusastraan Bali yang ke II pada tahun 1969.
Banyak peserta sayembara karang - mengarang ini seluruhnya berjumlah 16 orang. Jumlah karangan yang masuk hanya 24 buah, yang terdiri dari 14 buah puisi, 7 buah ceritra pendek,2 buah drama dan sebuah puisi terjemahan.
Team juri sayembara karang-mengarang Kesusastraan Bali, terdiri dari tiga orang, yakni: Drs. I Gusti Ngurah Bagus, I Made Sukada BA dan I Ketut Ginarsa, telah memutuskan para pemenang sebagai berikut:
I. Jenis Puisi:
No.1 | Sdr.Putu Sedana, dengan judul "Mati Nguda" |
No.2 | Sdr. Ngurah Agung, dengan judul "Pinunas" dan |
No.3 | Sdr. Wayan Rugeg Nataran, dengan judul “Suara Saking Kawahe." |
No.l Sdr. Putu Sedana, dengan judul
“Mirah"
No.2 Sdr. A.A.Gede Jlantik, dengan
judul “Iwang Titiang Newek,"
dan
No.3 Sdr.Gusti Putu Rai, dengan ju-
dul "Kapatutan Ngulati Kamaju-
an"
III. Jenis Drama:
No.l Sdr. Ketut Aryana, dengan ju -
dul "Nang Kepod,"dan
No.2 Sdr. Gede Dharma, dengan judul
"Kobaran Apine."
No.3 Tidak Ada
IV. Terjemahan Puisi :
No. 1 dan No.3 tidak ada.
No.2 Sdr.Wayan Rugeg Nataran, dengan
judul "Disisin Carike.*
Sekianlah banyaknya para pemenang sayem-
bara karang-mengarang Kesusastraan Bali yang
kami selenggarakan itu.
Kepada para pemenang yang kebetulan pe[ 3 ]-3-
rada di tempat Pesamuhan, kepadanya langsung di- berikan hadiah-hadiahnya berupa uang tunai, yang sudah ditentukan terlebih dulu oleh team Panitia.
Setelah upacara pemberian hadiah itu ber- laku, kemudian barulah Pesaumuhan Pengawi Bali di mulai.
Pembukaan Pesamuhan Pengawi Bali telah di lakukan secara Sederhana pada hari. Selasa tgl.28 Oktober 1969 jam 9.00 pagi di aula Dria Raba Den- pasar, dihadiri oleh Listibiya Propinsi Bali, ke- pala Kanda Ditjen Kebudayaan Propinsi Pali ,kepa- la Lembaga Bahasa Nasional Pusat Jakarta, Pds. ke- tua DPRGR Propinsi Bali, wakil-wakil utusan Kabu- paten seluruh Bali serta pengarang-pengarang Ba- li lainnya.
Sanbutan-sambutan diberikan oleh Pak Bha- dra, seliku Sekretaris Listibiya Propinsi Bali , Ibu Dra. S.V. Rudjiati Muljadi selaku Kepala Lem- aga Bahasa Nasional pusat Jakarta yang pada po- koknya mengharapkan, agar sastra Bali dibina dan dikembangkan sehingga juga terkenal sampai di lu- ar pendukung-pendukungnya.
Setelah selesai upacara resmi yang dikait- kan dengan memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1969 maka acara dilanjutkan dengan "Pe- samuhan Pengawi Bali." [ 4 ]-4-
Dari pandangan-pandangan para peserta Pe- samuhan pada umumnya sangat menyayangkan perkem- bangan Bahasa Bali sawmpai saat ini makin lama ma- kin kerdil. Dikhawatirkan kalau tidak ada pembi naan pada suatu ketika akan mati dan tenggelam. Maka dari itulah Lembaga Bahasa Nasional mengada- kan Pesamuhan Pengawi Bali.
Adapun hasil-hasil Pesamuhan Pengawi Bali sebagai berikut :
Pesamuhan Pengawi Bali dihadiri oleh utu san-utusan Kabupaten di Bali(kecuali Tabanan dan Klungkung) 1)
1) catatan: Pernyataan dari Bupati Kepala Daerah Kabupaten Klungkung sesuai dengan su rat beliau tgl. 25 Oktober 1969, No. Pem.1/1/633, sebagai berikut: Bertalian dengan surat Sdr. tanggal 10 Oktober 1966 No. 360/Und/69 peri hal sebagai tersebut pada acara di atas (yaitu:Undangan para pengawi ba- hasa bali seluruh Bali), dengan ini diberitahukan bahwa di Klungkung ki- ni tidak ada terdapat pengawi (penga- rang) bahasa Bali. Demikian menjadikan maklum, [ 5 ]Pengawi-pengawi Bali dan para undanga n lainnya.
- Pesamuhan telah menunjuk I Gst.Kt. Ranuh sebagai pimpinan Pesamuhan yang menghasilkan beberapa keputusan sebagai berikut:
- I. Badan pekerja: Pesamuhan telah menunjuk/menetapkan 5 orang anggauta Badan pekerja yang terdiri dari Drs. IGusti Ngurah Bagus sebagai Ketua, Wayan Simpen AB, Wayan Bawa BA, Made Sukada BA dan Wayang Rugeg Nataran masing-masing sebagai anggauta. Badan pekerja ini bertugas untuk menyampaikan saran-saran/keputusan-keputusan Pesamuhan Pengawi Bali serta menetukan Program kerjanya yang diajukan/disampaikan kepada Pemerintah Daerah Bali c/q Listibiya Propinsi Bali.
II. Saran-saran/Usul-usul:
- 1. Listibiya sebagai Badan Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan yang tertinggi di Bali agar juga memperhatikan pembinaan dan perkembangan Bahasa dan Sastra Bali antara lain dengan: [ 6 ]
1.1. | Meningkatkan siarau-siaran dalan Bahasa Bali baik melalui RRI maupun Harian-harian yang ada di Bali. |
1.2. | Kalau mungkin dari pembinaan dan lain-lainnya agar di Bali diterbitkan atas nama Listibiya suatu "Majalah" yang berbahasa Bali. Para peserta Pesamuhan Pengawi Bali siap menjadi crew-crewnya. |
1.3. | Agar Listibiya mengadakan dokumentasi hasil-hasil karya Sastra Bali berbentuk prosa maupun puisi. |
1.4. | Agar Listibiya memlihara percetakan huruf Bali yang sudah ada di Bali saat ini. |
1.5. | Agar Listibiya mengadakan sayembara mengarang Sastra Bali secara kontinue, dengan memberikan hadiah yang menggairahkan para pemenang. |
2. Meminta kepada Pemerintah Daerah Bali, demi pembinaan Bahasa dan Sastra Daerah supaya:
2-1. | Bahasa Bali agar dijadikan mata pelajaran ujian di sekolah-sekolah. |
2.2. | Pemerintah Daerah agar mensyahkan ejaan |
Bahasa Bali, sesuai dengan hasil Pesamuhan Agung Bahasa Bali tahun 1957. | |
2.3. | Kitab-kitab pelajaran, tatabahasa Bali agar diterbitkan untuk kepentingan-kepentingan sekolah mulai tingkat SD sd Perguruan Tinggi. |
2.4. | Naskah yang sudah ada agar diterbitkan seperti halnya yang sudah ada di Walmiki. |
2.5. | Agar Pemerintah memberikan insentip kepada para pengajar Bahasa dan Sastra Bali. |
2.6. | Memberikan saran kepada DPRGR supaya diberikan anggaran lebih besar pada pos kebudayaan.
|