Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/43

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

32

pergi menembak antara Wayan Duria, Gede Gombloh. Suara dan Artana sampai akhir cerita tidak diceritakan lagi. Ini suatu hal yang merupakan kekurangtelitian pengarang.

Uraian di atas bermaksud meninjau kembali beberapa aspek penting dari peristiwa yang disajikan dalam novel itu. Kemudian, menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa yang lain dan mencari hubungan sebab akibatnya sehingga dapat ditentukan alur novel itu.

Dengan tidak menutupi beberapa hal yang dianggap merupakan kele­mahan dari novel itu, seperti mengapa Pan Sunari menyerah begitu saja terhadap keadaan anaknya, penolakan Luh Sunari terhadap lamaran Made Ambara, pertemuan Wayan Duria dengan seekor ular besar, tidak adanya penyelesaian terhadap beberapa peristiwa, dan sebagainya, maka secara umum dapat dikatakan bahwa alur dilukiskan dengan baik dan sebab akibat rentetan peristiwa jelas sehingga dapat menunjang tema atau amanat dari novel itu.


3.2.2 Alur Novel Lan Jani

Novel kedua yang menjadi objek dalam pembicaraan alur adalah Lan Jani karangan I Nyoman Manda. Beberapa masalah yang diutarakan dalam novel Lan Jani hampir sama dengan novel Sunari, seperti kehidupan anak-anak SLA dengan berbagai pergumulannya, baik selama masih menun­tut ilmu di bangku sekolah maupun sesudah menamatkan pelajarannya.

Wayan Nendra yang telah berpacaran dengan Luh Rasmi baru saja selesai menghadapi ujian akhir SMA. Mereka merencanakan akan bertamasya ke Bukit Jati, sebuah tempat dengan pemandangan-pemandangan yang indah. Di tempat itu mereka saling curahkan isi hatinya dan keduanya berjanji akan sehidup semati apa pun yang akan terjadi.

Seperti juga yang terjadi dalam novel Sunari, sehabis pengumuman ujian para siswa sibuk dengan berbagai masalah sesuai dengan tujuan mereka masing-masing, seperti melanjutkan pelajaran, melamar pekerjaan, usaha menjadi pegawai negeri, pekerjaan Wirasuasta. Wayan Nendra dan Luh Rasmi tidak terlibat dalam masalah itu karena mereka menyadari keada­annya masing-masing.

Peristiwa yang seolah-olah agak dipaksakan oleh pengarang terjadi tidak lama ketika remaja itu tiba di rumah setelah mendengar pengumuman ujian sekolah. Pengarang menampilkan peristiwa sedih dengan adanya kematian yang mendadak pada ibu Luh Rasmi. Sebab-sebab kematian itu tidak dijelaskan oleh pengarang.