Kaca:KAJIAN NILAI GEGURITAN CUPAK GERANTANG.pdf/16

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

7


acu kepada pendapat S. Suharianto, yang mengatakan, bahwa karya sastra bukan saja memberikan hiburan kepada penikmatnya, tetapi juga nilai-nilai yang anggun dan agung, selanjutnya dikatakan pula, bahwa karya sastra merupakan pengejawantahan usaha sastrawan dalam mengabdikan nilai-nilai kehidupan (1982:18 dan 20).

Pengertian nilai dipinjamkan pula dari Runes (ed) yang berarti keberhargaan (worth) atau kebaikan (good-ness). Sebagai bagian dari axiologi, sifat-sifatnya dibedakan menjadi nilai ekstrinsik yaitu sifat baik dari sebuah obyekk sebagai sarana untuk obyek lainnya. Di pihak lain nilai instrinsik adalah sifat baik dalam dirinya atau untuk kepentingan benda tersebut (1963:330).


1.4 Ruang lingkup

Untuk menghindari terjadinya penyimpangan dalam pembahasan ini maka pembicaraan ini dibatasi hanya pada kajian struktur, nilai, dan terjemahan geguritan Cupak Gerantang yang meliputi sinopsis, insiden, latar, tokoh, amanat, sedang kajian nilai meliputi etika, kesetiaan, satria, dan karma phala, kemudian dilanjutkan dengan persepsi masyarakat Bali terhadap geguritan Cupak Gerantang, dan kesimpulan.


1.5 Pertanggungjawaban Penulisan


1.5.1 Tahap Persiapkan

Dalam tahapan ini team mengadakan pertemuan yang tujuannya adalah untuk menentukan naskah yang dipilih sebagai kajian analisis. Akhirnya dalam pertemuan tersebut disepakati naskah geguritan Cupak Gerantang. Di samping penentuan naskah maka di dalam pertemuan itu disampaikan pula hal-hal yang berkaitan dengan penelitian seperti rumusan penelitian, kerangka laporan penelitian, rumusan petunjuk pelaksanaan penelitian.