Kaca:Geguritan Sewagati Analisis Struktur & Fungsi.pdf/99

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

sungguh menyedihkan hati,

Sang Bimaniu diungkap,

mencari Diah Sitisundari,

rela mati,

tidak mundur menghadapi kematian.


159. Ni Sewagati berkata,

ada bunga teratai di sini,

tetapi teratai yang tidak baik,

jika mau diterima Ibu,

saya suka menukar,

kalau sudah sama tujuan,

jangan seperti masaknya buah manggis,

kalau sungguh-sungguh,

Ibu memerlukan bunga.

(GS:55--57)


Demikianlah alur bagian tengah GS. Bagian itu memiliki fungsi sebagai penentu nasib I Ratnasemara sebagai calon suami dengan segala risikonya. Sikap Ni Sewagati itu tampaknya masuk akal karena secara lahiriah kedua remaja itu tampaknya sesuai dan serasi. Hal itu memang dapat ditebak sebelumnya karena pada umumnya sastra tradisional senantiasa menyandingkan antara yang baik dan yang baik, baik lahir maupun batin.

Bagian akhir alur cerita GS adalah saat pertemuan asmara antara Ni Sewagati dan I Ratnasemara di rumah Ni Sewagati. Ketika mereka berdua telah menyatakan sama-sama cinta melalui surat-menyurat, mereka berjanji untuk bertemu pada malam hari di rumah Ni Sewagati. Tujuannya adalah untuk membuktikan kesungguhan hati mereka masing-masing. I Ratnasemara berani mati menentang halangan untuk mendapatkan Ni Sewagati. Di pihak lain Ni Sewagati rela menemani tidur malam itu untuk membuktikan cintanya kepada I Ratnasemara.

Sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan, mereka pun mengadakan pertemuan asmara di malam hari di rumah Ni Sewagati. Hal itu menandakan bahwa Ni Sewagti sebagai tokoh sendiri dengan memilih

88