Kaca:Geguritan Rusak Sasak.pdf/103

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

mimis macanda,

pada saleng pisilih.


320. Wantah jahan payudane sami
wira,

tuara mangitung mati,

ne mangkin kaucap,

Wirya Jalaja budal,

tan pamit ninggal nagari,

saha kaula,

pramenak ida sami.


321. Sasorohan Karangasem sami
gentos,

mangungsi gunung Sari,

taman nepih alas,

mameteng bilang marga,

tumbak bedile magatik,

sotaning gangsar,

pajalane manyigcig.


322. Wantah janten karaos tuara
buungan,

Cakra Mataram kalih ,

desa Pagesangan,

Pagu tan pacang rusak,

kayudain ban Kumpeni,

tong duga lintang,

kalih rahina bersih.


323. Tan inucap anakda Wirya
Jalaja,

mangkin caritan malih,


dunia ini oleh bunyi senapan,

peluru seperti bermain-main,

saling lewati silih berganti.


Pertempuran hanya sebentar
karena sama-sama berani,

tidak memikirkan mati,

sekarang diceritakan,

Wirya Jalaja pulang,

dengan tidak mohon diri
meninggalkan istana,

dengan rakyatnya serta para
bangsawan.


Seturunan Karangasem
semua minggat,

menuju Gunung Sari,

sebuah taman di pinggiran
hutan,

tidak pernah memakai lampu
di jalan,

dengan membawa tombak
dan senapan,

dengan cepat,

perjalanan tidak ada
halangan.


Hanya jelas yang di bicarakan,

tidak bisa dihindari,

Cakra Mataram dan desa
Pagesangan,

serta Pagutan akan hancur,

diperangi oleh Kumpeni ,

tidak akan lebih ,

dalam dua hari akan
dibersihkan.


Tidak diceritakan anakda
Wirya Jalaja ,

sekarang diceritakan lagi,

103