Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/71

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

55 a.

427. I Dewa Gede Saloka, menyanyikan lagu yang halus, menyebabkan makin menjadi resah, tiba-tiba berjalan ke depan, dan selalu menoleh, dari depan dan dari belakang, sambil memperhatikan baik-baik, tetapi tak dapat melihat mukanya, makin resah pikirannya, lalu turon dari atas kudanya.

428. Duduk sambil menenangkan pikirannya, mendesah-desah, semua prebekel berhenti, semuanya berkata halus, mengapa di sini, tuanku berhenti, mungkin ingin melihat-lihat, tak ada sesuatu yang baik di sini, mungkin tuan lapar, segera tuan hamba hidangkan.

429. Mungin tuan lupa, di sini ingin tidur, panas sangat membara sekarang saya akan membersihkannya, menghamparkan tikar yang baik, I Dewa Saloka berkata, " Macam-macam yang kau katakan, aku ingin istirahat di sini, pikiranku bingung, panas sangat terik."

430. Berkata I Singambara, "Apakah tuan ingin disembur, saya juga amat payah, terasa agak panas, tambahan pula terasa agak ngilu , tampaknya agak lesu, karena lamanya berdiam , herbekalkan daging dan nasi, juga membingungkan, karena berada di rantau.

55b.

431. Tambahan pula tuanku , berjalan sejak malam hari, embun terasa menyengat, tak dapat ditahan, maka sekarang tiba-tiba keluar, penyakit tak enak perasaan , mungkin tadi pagi, di jalan dibencanai, dan juga karena di sana terlalu angker.

432. Bukannya angker karena adanya pengganggu , bukan angker karena setan, yang menyebabkan penyakit, karena hutan ini terlalu baik, setiap yang datang kemari, tak ada yang ingin kembali pulang, sangat takajub, terhadap keindahan di sini, sangat menyenangkan , patut dijadikan karangan.

433. I Dewa Gede Saloka, melihat tuan putri, karena sudah Jauh berlalu , tak kelihatan dengan jelas. terlanjur ia menemani, semua prebekel berkata, tiba-tiba timbul semangatnya, lalu segera berjalan cepat-cepat, dan segera, ia memacu kudanya .


71