Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/51

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

semuanya sudah terikat, diikat dengan siku tangannya rapat, dadanya laksana terasa pecah, namun tidak berasa gentar, ingin menggigitnya, dan hendak menyepaknya.

38a.

291. I Dewa Saloka berkata, "Pergilah kamu sekarang, ambillah keris dan kapak yang tumpul itu, semuanya digundul dengan membiarkan rambutnya sedikit, kemudian ikatkan sebuah surat, lalu antara keluar, lepaskan di luar benteng, dosanya karena lancang berbicaranya, lalu bangun, seorang sahaya me- ngambil parang.

292. Mata perang itu diasah, kemudian dipakainya mencukur, utusan itu menangis meraung-raung, karena kepalanya digundul, ada pula yang mendudukinya, sampai kakinya diikat, kepalanya telah digundul bersih, kena parang yang tumpul, sebagai terkelupas, lalu disiram air cuka.

293 . Terasa seperti pecah, kepalanya berlumuran darah, yang lain datang menggosok, dengan air lombok kecil, setelah surat di- gantungkan, diantar keluar, setelah di luar benteng, tetapi dicari jalan lain, mereka berteriak-teriak, bingung tak tahu jalan.

294. Orang-orang Jagatra siap sedia, pintu-pintu dikunci, orang Mekah tergesa-gesa, mendengar pimpinannya menjerit-jerit, serempak mereka memburunya, tiba-tiba pimpinannya gundul, terikat serta berkuncir, segera mereka melepaskannya, semua- nya menunduk, kemudian mereka dipegang lengannya.

38b.

295 . Setelah sampai di hadapan, raja terdiam melihatnya, kaget tak dapat bertanya, terhenyak karena terlalu marah, laksana keluar api, karena perasaannya sangat marah, nafasnya mendengus bergoncang, angin bertiup yang menyejukkan, percikan api keluar, kilauan matanya merah.

296. Kemudian berkata marah, "Patut sekarang diserang, bentengnya bakar semua, jangan ditunggu sampai besok, tak ada gunanya lagi, besok juga akan berperang, tak ada bedanya, mati sekarang atau besok, mari hadapi, jangan memperhatikan menang atau kalah".

51