Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/93

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

89

22. Sekarang ditemukan sang Ayu, di Janggala Wiyar, I Mladprana mengaku mengambil, sekarang sira Demung kembali, menunggang kuda dengan cepat, menyampaikan pada sang Prabu.

23. Sang Nirnaya marah sekali, kemudian beliau pulang, dan berhias berpakaian kebesaran, selesai berias, kereta sudah siap, I Dusbudi sebagai kusir, kuda yang menarik delapan ekor.

24. Persenjataan setelah disimpan pada kereta itu, setelah semua prajurit bersiap-siap, mengendarai wajik, dipimpin oleh I Patih, sekarang sudah lengkap mengendarai gajah.

25. Dan semua prajurit berangkat, terlihat bagaikan mega, Gusti Patih bagaikan angin, Sang Sri Nata, bagaikan kilat, sang Bupati sekarang datang memimpin.


LVI, PUH DURMA


1. Guruh menggelegar, tidak henti-hentinya, matahari bersinar kuning, tidak memanasi, gelap gulitalah dunia, burung gagak galak menyambar, hujan lebat, anjing meraung tidak henti.

2. Sang raja ksatria tidak takut mati, tidak ragu berjalan, tidak diceritakan beliau, diceritakan Tumenggung, sudah dekat mengikuti dari belakang, memaki I Mladprana, "Ih kamu manusia sangat bagus.

3. Wajahmu tampan hatimu busuk, mengambil istri yang mulia, empat pelayan, tidak lepas dari mara bahaya, laksana ramai-ramai mencari api, terpesona pada wajah, tidak urung mendapat kesusahan.

4. Namun, jika kamu mau hidup takut mati, mengembalikan sang putri, tetap kau menyembah, setelah menyembah lari ke hutan, barulah kamu hidup, jika tidak demikian, aku sekarang membunuhmu."

5. I Mladprana menyahut kurang jelas, "Kau yang bagaikan api, badan muka merah, engkau tahu menerima sembah, jika kebesaran sembah, tidak tahu menerima, tidak luput mati kesusahan. "

6. Setelah demikian kata I Mladprana, cepatlah membentangkan busur, "Terima sembahku." Selesai dimantrai dilepaskan, keluarlah raksasa kembar, seperti Kalantaka, tombak pendek senjata ini.

7. Sang putri gemetar dan berkata, "Kak hamba tidak berani, melihat perkelahian." I Mladprana berkata pelan, "Jangan khawatir Dik, Kakak tidak akan jera, direbut musuh puluh ribuan.