Kaca:Geguritan Kendit Birayung.pdf/8

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

"Puh Untat" sama dengan "Pupuh Pangkur", dan "Puh Sma" sama dengan "Pupuh Smarandana" dan "Puh Nora Kelem" sama dengan "Pupuh Maskumambang".


Beberapa tugas atau watak pupuh yang dimaksud adalah "Pupuh Sinom" digunakan untuk menggubah hal-hal yang menggembirakan, seperti kebahagiaan, kesenangan, keindahan, keceriaan, dan kegiatan muda-mudi. "Pupuh Durma" digunakan untuk menggubah hal-hal atau peristiwa peperangan, kemarahan, pertentangan, permusuhan, dan kekacauan. "Pupuh Semarandana" dipakai untuk menggubah peristiwa seputar asmara, kasih sayang, tangisan kesedihan atau hal-hal yang mengharukan. "Pupuh Pangkur" dipakai untuk melukiskan peristiwa-peristiwa dalam cerita yang mengandungg maksud sungguh-sungguh seperti nasihat "Pupuh Dangdang" dipakai untuk menceritakan hal yang berhubungan dengan kecantikan wanita dan keindahan alam. "Pupuh Maskumambang" dipakai untuk melukiskan kesedihan, hati yang merana (menangis) dan lain-lain.


Naskah "Geguritan Kendit Birayung" yang diterjemahkan itu adalah naskah titipan yang merupakan hasil transliterasi dari huruf Bali ke dalam huruf Latin. Naskah diketik dengan kertas berukuran folio tiap lembar berisi satu muka. Jumlah halamannya adalah 55 lembar.


Naskah aslinya berbentuk lontar milik Pusat Dokumentasi Kebudayaan Bali yang kini diubah menjadi Kantor Dokumentasi Budaya Bali bertempat di Denpasar. Naskah itu merupakan naskah tulisan tangan menggunakan huruf Bali dan berbahasa Bali. Jumlah halamannya sebanyak 47 lembar setiap lembar ditulisi bolak-balik. Nomor halaman menggunakan angka Bali ditulis hanya dalam satu muka pada setiap lembarannya. Bagian muka yang tidak ditulisi angka adalah halaman bagian a, sedangkan bagian muka halaman yang ditulisi angka adalah halaman bagian b.


Naskah lontar "Geguritan Kendit Birayung" itu ditransliterasi oleh I Made Subandia, tanggal 19 Juni 1991. Cara yang diterapkan dalam mentransliterasi naskah lontar itu dari huruf Bali ke dalam huruf Latin adalah tetap mempertahankan keaslian identitas naskah aslinya dengan menyalin apa adanya di dalam naskah aslinya.