Kaca:Geguritan Kendit Birayung.pdf/78

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

di dalam istana,

setelah hilangnya Sang Ayu Dyah,

Sang Dyah Ambarawati.


3. Hilangnya pada malam hari,

pada suatu malam pengasuh dan dayangnya,[26a]

hatinya merasa sangat sedih,

segera menghadap sang raja,

menyembah sambil berkata,

kau putra raja.


4. Barangkali diambil pencuri,

dibawa pergi dari istana,

hilangnya pada saat tengah malam,

tak ada seorang pun yang mengetahui,

dari kekurangan hamba,

namun, hamba menemukan,

sepucuk surat di tempat tidurnya.


5. Dibungkus dengan sutra kuning,

ini hamba menyampaikan,

surat itu segera dipersembahkan,

diterima oleh sang raja,

marahnya tak bisa ditahan,

sang Raja Kendit Birayung,

wajahnya tampak merah padam


pura,

saicale Sang Dyah Ayu,

Sang Dewi Ambarawatya.


3. icale kalaning latri,

ing dalu ěmban lan inya, [26a]

kalangkungnya prihatine,

aśruh parěk ring sang natha,

awoh sĕmbah samsya matur,

siranak paduka dewa.


4. Manawa pandung ingambil,

kabakta kesah ing pura,

ical kala tngah wĕngya,

sawiji norana wruha,

saking tiwas kaula,

anging kaula amangguh,

surat ring jroning pamrĕman.


5. Ingulěsan sutra kuning,

iki kaula ngaturang,

sigra katur kang layange,

tinampĕd deni sang natha,

brahmantyan tan sepira,

sang prabhu Kěndit Birayung,

wadanabang katinggalan.