Kaca:Geguritan Kendit Birayung.pdf/53

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

47
Raja Mukadam,
menggunakan penangkal
hahaya,
bindi berbenturan dengan
parasi,
entah dari mana kekuatannya,
segera ditolak dengan parasi.

21 . Dipukulnya ke hawah dengan
bindi lalu jatuh di punggung
kuda,
patah menjadi dua,
Sang Raja Mukadam,
melepaskan senjata pidhara,
berputar jatuh ke tanah,
segera direbut,
oleh lawannya lalu mundur.

22. Disoraki oleh prajurit
kupar,
Sang Raja Nusantara,
memacu keretanya,
dan merasa terdesak,
hendak mundur dari peperangan,
belum ada yang kalah
berperang,
karena hari telah malam.

23. Lalu, dibunyikan tanda
mundur dari pertempuran,
senjata dikembalikan
kepada istrinya,
di perkemahan,
senjata dari Nusantara,

sang natha Mukadam,
akudhung bodha
bhaya,
kapyuk biṇḍi lan
paresi,
saking pundi kwatnya,
sigra punang paresi.

21. Minsor biniṇḍi tiba
ring gigiring
kudha,
tagĕl dadi kakalih,
Sang Natha Mukadam,
anibaka pidhara,
gumuling marahing sithi,
rinbut sigra,
dening reñcang munduri.

22. Sinurakan dening wadyaning kupar,
Sang Prabhu Nusontara
amolah wilmana,
sarwi asěgak-sěgak
mundura saking
palopi,
sapih kang
yudha,
dening kasaputing wngi.

23. Dan tinabuh kangran
mundur ring raṇa,
mantuk sěñjateng
angrabi,
maring pasanggrahan,
sañjateng Nusontara,