Kaca:Geguritan Kendit Birayung.pdf/124

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

mohonlah pulang,

karena tujuannya sudah tercapai.


29. Akan tetapi sampaikanlah

(kepada) raja baru Jaladara,

Jayengpati berkata,

ya, adinda tetaplah,

memegang pemerintahan negara,

janganlah berhenti berbakti,

dengan melaksanakan Sadat,

sesuai dengan agama.


30. Raja Jaladara menyembah sambil berkata,

baiklah hamba menuruti,

sultan berkata,

menghadap Raja Maktal,

hendak mengambil busana,

semua bersiap-siap,

para bangsawan Nusantara.


31. Raja Jaladara kemudian dipersiapkan,

dengan busana utama,

tidak ada yang ketinggalan,

para mentri Nusantara,

semua merasa sangat senang,

sultan dari Arab,

menyuruh memukul gong beri.


32. Pertanda bubar dari perkemahan,


nda mantuka,

dene wus putus kardhi.


29. Ndan sinengan prabhu anyar Jaladara,

ngandika Jayengpati,

yayi lah kantuna,

amung ngraksa negara,

ajěha měgat angebakti,

akarya ing Sadat,

manuting agami.


30. Awot sembah matur prabhu Jaladara,

sandika hamba ngiring,

sultan andika,

marahing raja Maktal,

angambilakěn pisalin,

samya dinada,

prěmenak Nusontari.


31. Prabhu Jaladara nulya dinadar,

dening bhūṣana adi,

nora kaliwatan,

pramantri Nusontara,

sukane samya tan sipi,

sultaning Arab,

akonabuh gong beri.


32. Tengrane bubar saking pasanggrahan,