Kaca:Geguritan Kendit Birayung.pdf/11

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

5

Pada saat itu Dewi Rengganis menegaskan kembali dan memperkenalkan diri bahwa ia bukanlah penjahat atau pencuri, melainkan ia adalah Dewi Rengganis dari Haldamas. Keinginannya hanya untuk bersahabat karena Dewi Ambarawati amat sakti dan tersohor di dunia, tetapi agamanya tak jelas dan tak henti-hentinya mengalami penderitaan. Oleh karena itu, ia mengharapkan agar Dewi Ambarawati masuk agama Islam.

Dewi Ambarawati merasa dihina dan sangat marah mendengarkan kata-kata Dewi Rengganis. Lalu, Dewi Ambarawati menantang untuk mengadu kesaktian. Jika ketu emas Dewi Ambarawati anugerah dan Betara Guru dapat diatasi oleh kaos Dewi Rengganis, ia akan menuruti segala keinginannya. Kemudian, mereka berdua saling melepas ketu dan kaos ke angkasa, tetapi ketu emas itu selalau diatasi duh kaos Dewi Rengganis. Namun, Dewi Ambarawati tidak mau menyerah. Ia menantang untuk mengadu keberanian.

Dewi Ambarawati mengeluarkan dua bilah pedang dan dua bilah keris lalu Dewi Rengganis disuruh memilihnya. Kemudian Dewi Ambarawati menyuruh Dewi Rengganis menusuk dirinya, tetapi dia tidak mau. Karena dendam, Dewi Ambarawati segera menusuk Dewi Rengganis dan kena tepat di atas payudaranya, tetapi tidak terluka.

Setelah itu, mereka sama-sama terbang ke angkasa. Perang tanding pun tak dapat dihindarkan. Mereka berdua saling menusuk, tetapi tak ada yang terluka karena mereka sama-sama kebal. Pada saat kejadian sedang berlangsung, tiba-tiba keris dan pedangnya hancur berkeping-keping. Mereka berdua terus perang tanding tak ada yang mau mengalah. Walaupun sudah sangat lelah dan keringat bercucuran, mereka hanya berhenti seyenak kemudian segera bangkit kembali.

Begitulah seterusnya mereka berdua. Akan tetapi, suatu saat Dewi Rengganis berhasil memegang pinggang Dewi Ambarawati langsung mengangkatnya dan diputar-putar di atas. Dewi Ambarawati menjadi tak berdaya, kemudian dia dilemparkan dan terjatuh tak sadarkan diri. Lalu, Dewi Rengganis segera membawa dan membaringkannya di tempat tidur. Kepalanya dipangku, wajahnya dibelai, dan diciumi. Lama-kelamaan secara perlahan nafasnya terengah-engah, matanya mulai terbuka kemudian ia segera duduk di bawah. Dewi Rengganis kembali menciumnya.

Setelah itu, dengan hati yang tulus Dewi Ambarawati menyerahkan