Kaca:Geguritan Calonarang.pdf/67

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

236. Pirang dina haneng Jirah,

tan kena ring tadah guling,

anghel dera angret turida,

linina-lila atlali.

mangu-mangu alinggih,

anom gambar kaduk rumrum,

wageding pera bangkara,

lalakon anyang aredin,

anut gunung,

tan sari atika-tikan.


237. Winanguang rasmining gambar,

asyana ngenani bati,

winanguang mireng swacita,

seraras sira sang kesti,

yaya maksa ingaksi,

anukama ring sekalangun,

awawang nawang tingal,

tan sah gumantunging liring,

anamunkung,

aturu sireng mandapa.


238. Atis uraptang samirana,

amuat gandaning sari merik,

amungu-mungu balisah,

yaya sumanding,

pemeratning astra sari,

dadi sira wetu kidung,

sararasing heredaya,

wijiling suswara manis,

anerang juruh,

siptania semara turida.


239. Wiakti tan kenang anidra.

anawang-nawang angarih,

diah nayakaning kalangen,


Entah berapa lama berada di Jirah

tidak pernah tidur,

sulit ia menahan nafsu,

kian dihibur makin bingung,

termenung di tempat duduk,

melihat gambar (yang) amat bagus (cantik),

amat pandai pembuat gambar,

seperti orang berjalan, dengan jelas,

berjalan di gunung,

lalu membuat karangan.


Kalau dilihat kebaikan gambarnya,

makin kena di hati,

dirasakan di dalam hati,

perbuatannya itu,

akan hilang pada waktu dilihat,

bersembunyi keseluruhan yang menarik,

terasa di dalam hati,

setiap saat terasa dapat dilihat,

memalingkan hawa nafsu,

tidurlah kalian di tempat tidur.


Teduh jika datang angin,

membawa bau bunga yang harum,

bangunlah beliau karena gelisah,

barangkali bersanding.

dengan sang istri.

akhirnya muncullah kidung,

yang disenanginya,

muncul suaranya manis (merdu),

mengalahkan gula,

sebagai ciri dalam keadaan berahi.


Benar tidak pernah dapat tidur,

(karena) dilanda asmara,

sang putri mempunyai daya tarik,


68