Kaca:Geguritan Calonarang.pdf/55

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

189. Prenata sawur sembah sang winacanan,

nuhun aejnya sang yati,


sotaning susrusa,

marmania ingeman,

nitiasa hanut gati,

setiti wus inugrahan,

wuhe adyana susandi.


190. Anungkalang kadga alandean kuban,

da kinenan manik warih,

kumeredep angedap,

arja sumpang salaga,

jinebadan merik ninging,

anggatgat raga,

kagiwang manahing estri.


191. Tan len linocita durbalanikang rat,

nora heneng lagi-lagi,

krian patih anambah,

sakecap tan siwah,

sewarna jnyana merepati,

ketaheng cita,

yan tan sih sang mahayati.


192. Pilih mangke diwasaning param brahma,

lagi eka jaladi,



Dengan hormat menyahut yang dikatai (diberitahu),

hamba junjung perintah sang pendeta,

oleh karena amat bakti,

makanya disayangi,

sela1u menuruti jalan (yang ditunjukkan).

karena ketetapan hatinya, maka telah dianugerahi,

pikiran yang maha mukjijat.


Memakai keris dengan tangkai kuban,

serta dipasangi manik banyu,

bercahaya berkilau-kilauan,

(terlihat) bagus dengan sumpang bunga cempaka,

dengan boreh yang harum semerbak,

membangkitkan nafsu asmara,

(tergugah) nafsu birahi para wanita.


Tak lain yang dipikirkan hanyalah kehancuran negara,

tidak pernah ada (terjadi) pada waktu yang sudah-sudah,

rakrian patih menyembah,

sepatah katapun tak ada salah,

seperti yang tuanku katakan,

menurut hemat hamba,

bila tidak belas kasihan sang pendeta agung.


Barangkali sekarang saatnya pembakaran dunia,

kembali menjadi lautan,

56