Kaca:Geguritan Calonarang.pdf/51

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

palanika winalik,

kesarik ing hyang,

apan tan weruh ing sutra,

ganal aliting hyang aji,

sarmaning yatna,

kalaning anenulis.


174. Yang ring kajang yatna ri

sang hyang ongkara,


pati uripnia kaweruhi,


tinerap dasaksara,

purwakan nikang awak,


dadinia tan sasar-sisir,

tibaning jnyana,

daksinania pinatih.


175. Apan maka perebawaning waya diatmika,


sanguaning pati urip,

pageguaning sarat,

raksaka sarwa sila,

sama kotarnaning Widi,

katatuanira,

loma prati loma wit.


176. Yan tan weruh amibagani

sang hyang sastra,

nirwang rasa kapatin,


paceh pinacehan,

ramia guyua-guyuan,

angitang ling nikang aji,

buatning kabudan,

kancit hana wong prapti,


"hasilnya akan terbalik,

disakiti oleh dewa,

sebab tidak tahu akan hubungan,

(antara) besar dan kecilnya sastra,

itulah sebabnya perlu waspada,

pada waktu menulis.


Jika dalam hubungan dengan pembungkus rnayat, ingatlah
kepada ongkara,

hidup-matinya hendaknya diketahui,

disusuni dengan dasaksara,

yang merupakan asal-mula daripada diri manusia,

maka tak akan salah,

jatuhnya (tujuan) pikiran,

daksina-nya ditepati.


Sebab sebagai kewibawaan daripada yang nyata dan yang tak
nyata,

bekal hidup - mati,

untuk pegangan seluruh dunia,

menjaga segala tingkah laku,

sama dengan keutamaan Tuhan,

ajarannya,

loma prati loma sebagai pangkal.


Apabila tidak tahu membagi sastra-sastra suci,

tak ada gunanya isi daripada ajaran tentang kematian itu,

akan menjadi bahan tertawaan,

ramai dipakai lelucon,

menghitung ajaran sastra,

tentang ajaran kebudaan,

sekonyong-konyong ada orang datang.


52