Kaca:Geguritan Calonarang.pdf/40

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

tarka patik bera singgih,

manawa kegeringan,

pambelabaring baya,

akueh wadwa paduka aji,

mungsi nagara,

sawetning akueh mati.


133. Atuntunan anak rabi sagagawan,

apega seri bupati,

menggah sira akocap,

angranga punang werta,

kancit punang duta prapti,

marak sadara,

telangkup hatur bakti,


134. Singgih pukulun sang seri paduka nata,

hampunana mangkaki,

wiguna nirguna,

kinen lungha anduta,

mangke prapta kari urip,

wadua presama,

pejah tatan panggurit.


135. Duli basmi buta sesaning pejah,

pasamburating margi,

tinuting api,

sangsaya akueh pejah,

karuraning sabda amlingi,


menurut hemat hamba sang raja,

mungkin kesakitan,

karena tertimpa bahaya,

banyak rakyat paduka raja,

mengungsi ke kota,

serta oleh karena banyak yang mati.


Menuntun anak istri serta dengan barang-barang bawaan,

terhenyak hati sang raja,

(kemudian) dengan agak marah baginda berkata,

{ya aku) mendengar berita,

tiba-tiba utusannya datang,

mendekat sambil menundukan kepala,

mencakupkan tangan seraya menghaturkan bakti.


Ya yang mulia seri paduka raja,

hampunilah hamba ini,

yang bodoh serta tak berguna,

diperintahkan pergi jadi utusan,

kini datang masih hidup,

prajurit semua,

mati dengan tak sempat mengadakan perlawanan.


Terbakar hangus jadi abu, sisa dari yang mati,

berjalan (lari) cerai-berai,

dikejar oleh api,

itu sebabnya bertambah banyak yang mati,

teriakan kemarahan membisingkan telinga,