Kaca:Geguritan Calonarang.pdf/37

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

muah rikalaning wengi,
angalor angetan,
pangalupaning seregala,
sinaranging buta-buti,
hasasaraman,
hembeh kagiri-giri.


122. Pirang desaneng tepi atemah tegal,
wangnia pada amerih urip,
larut hanalasar,
umungsi mitra kadang,
atuntunan anak rabi,
saha gagawan,
sakuehing rana-reni.


123. Hana meteng uwus geneping wulanan,
angrasateng meh umijil,
tan wenang ineretan,
mungup-mungup kepak,
angrempang sandining margi,
kumejat-kejat,
luir amekasi urip,


124. Cipih jalunia atulung perih awak,
supta makta caraki,
mulingang tumingal,
yana serih-merih tulunga,
pilih wargana kapanggih,
suwe tan ama,


lebih-lebih lagi di waktu malam,
ke Utara dan ke Barat,
lolong serigala,
disertai oleh makhluk-makhluk jahat,
menari-nari bersuka ria,
bertambah-tambah menakutkan.


Entah berapa banyaknya desa di daerah perbatasan telah berubah menjadi tegal,
penghuninya pada menyelamatkan hidupnya,
mengungsi ke sana ke mari,
menuju sahabat ataupun keluarga,
menuntun (mengajak) anak dan istri,
serta barang-barang bawaan,
segala harta-miliknya.


Ada yang hamil telah cukup bulan (umur),
sakit-sakit terasa akan lahir,
tak dapat ditunda,
kepala bayinya telah tersembul keluar,
(tiba-tiba) jatuh terduduk di pertemuan jalan,
berkejat-kejat,
bagai akan melepas nyawa.


Repot suaminya menolong sendirian,
lupa membawa "anget-angetan” (bahan boreh),
menoleh melihat kanan-kiri,
ingin minta tolong,
kiranya keluarganya ditemui,
lama tak ada,


38