Kaca:Geguritan Calonarang.pdf/25

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

akueh tang wereksa,
agung-agung atitib.


75.Kamalagi rangra bage lawan kutat,
perih ambulu waringin,
kunapa atunah,
wak nanah narewata,
tinubing baya asamit,
luaning salmalia,
gumerengem luir amedi,


76.Sineranging dok sewalak muni anganggiat,
yaya gubat tinarik,
taulana agelar,
kikis larung atunah,
suket dening ancak saji,
tumper ing papan,
angde res giri-giri.


77. Anjerah luduhing wastra lan karang sirah,
kalasa payung runting,
apagar bandega,
sirara kueh agelar,
suket dening basa gundi,
lan manis kapat,
tajem aringi-ringi.


78. Jumujug sira heneng tengahing setra,
ri ser ning kayu putih,
pinarek i sisia,
sira Rangda angucap,


banyak pohon-pohonnya,
besar-besar serta rapat.


Pohon asam, kepuh, bage dan kutat,
ancak, bunut dan beringin,
mayat bergelimpangan,
busuk serta terus mengeluarkan nanah,
ditiup angin, busuk baunya,
gua pada pohon kepuh,
bergaung menakutkan.


Dibarengi oleh bunyi burung hantu yang mengagetkan,
bagaikan gendang dipukul,

26 tulang-tulang berserakan,
kuburan dan usungan mayat bertumpuk-tumpuk,
penuh dengan ancak saji *)
sisa-sia papan yang dibakar,
menyebabkan ngeri dan takut.


Berserakan kain-kain yang usang dan bantal,
tikar, payung yang robek-robek,
berpagar bandega,
sampah banyak berserakan,
rapat dengan pohon basa, gundi,
dan manis kapat,
tajam dan runcing-runcing.


Dia menuju langsung ke tengah tengah pekuburan,
di bawah kayu putih,
di hadap oleh murid-muridnya,
si Rangda berkata,

  • ) Semacam pagar daripada bambu yang ujungnya runcing untuk memagari kuburan.


26