Kaca:Geguritan Calonarang.pdf/116

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

kumerab tekang ari.


414. Alanggeng penuh teksang raja wibawa,

nitia namtani kapti,

lunga acangkrama,

amarna sakalangwan,

angitang res nikang sasih,

sotaning anuwam,

darpa amilih-milih.


415. Samangkana onganing tatwa carita,

santa wiya kena singgih,

de sang jitaksara,

wetning cengga wimuda,

tumiwa sang labdeng gurit,

tan weruh ingirang,

ginuyu-guyuweng dadi.


416. Marma hgalampus sueca seri nata kania,

sang maka lingga mani,

haneng semara rajya,

suguna pati,

nitiasa yoga semadi,

yaning kaperajayan,

murtining Seraswati.


417. Tuhu putraning ratu subala wirya,

utama ndatan pingging,

nitia punian,

muah jana nuraga,

yadnya peresama kadadi,


takut semua musuh.


Kekayaan cukup dengan harta,

setiap saat menyenangkan diri,

pergi bercengkrama,

melihat yang menyenangkan,

memperhatikan kebaikan tentang bulan,

berhubung masih muda,

tengah memilih-milih istri.


Demikian berakhirlah ceritera ini,

mohon dimaafkan terhadap saya,

oleh beliau para ahli sastra,

karena berani (tetapi) bodoh,

menyamai para ahli membuat karangan,

tidak tahu malu,

menjadi tertawaan.


Berhubungan penuh berkah beliau sang raja,

sebagai orang tua,

yang menjadi raja di kerajaan Semara,

sangat berguna (serta) pati brata,

setiap saat beryoga semadi,

tentang kepandaian (beliau),

penjelmaan sang Saraswati.


Benar-benar (beliau) putra raja

yang amat banyak prajuritnya,

keutamaannya tak terlukiskan,

setiap waktu memberikan hadiah,

serta dicintai rakyatnya,

upacara korban semua telah dilaksanakan,


117