Kaca:Geguritan Calonarang.pdf/112

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

mapa punang berata,

winangun de sang nata,

mene yan kataken jurit,

Ki Jayasuwara,

kalih tumpuring jurit.


398. Semu mesem sira kriana patih angucap,

dudu kataken jurit,

apan patetoyan,

mene yan satru datang,

tan len sira senapati,


hana ngujiwat,

mututung angidemi.


399. Sawaneh hana atawing-tawing muka,

pasilih bibisikin,

tan weruha ring irang,

uninia amerih ayuda,

tan lingen risang prajurit,

api purusa,

ri hajeng Sri Bupati.


400. Inguni duking mara wentening Jirah,

sanggemnia matoh pati,

tekaning puhara,

tan tonana ring awan,

sok keda ambubutuhi,

sewania angucap,

gadag nia haneng cacantik.


401. Mangke tinari mantri sakandakanda,


apakah kesetiaan,

diharapkan oleh sang raja,

yang kiranya kedatangan musuh,

Ki Jayasuwara,

akan bertempur dalam peperangan.


Berwajah manis sang patih berkata,

tidak kedatangan musuh,

tetapi karena odalan,

tidaklah musuh datang,

tidak lain dari senapati (kepala
prajurit),

ada yang menggerakkan alis,

seperti bersiul mengkedip-kedipkan
mata.


Lainnya ada yang menutup muka,

saling berbisik-bisik,

tak tahu malu,

mengatakan berani dalam pertempuran,

itu bukan kata-kata seorang prajurit,

pura-pura berani,

di hadapan sang raja.


Dahulu pada waktu berperang
di Jirah,

sanggup mempertaruhkan jiwa,

sudah sampai di sana,

tidak terke temukan di jalan,

tetapi mereka mengadu,

yang lainnya berkata,

marahnya hanya berada (di) kerongkongan.


Sekarang ditanyai para menteri sekelompok-sekelompok,

113