Kaca:Geguritan Calonarang.pdf/102

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

rikeswastaning nagari,

muah batara,

suecaning seri bupati,


357. Pari purna parabaning swanagara,

waluya kadi nguni,

apan seri narendra,

titik amangku praja,

maka patiruaning bumi,

sapolah ira,

kuneng hana ringhenjing.


358. Kawarna saha setri saisining pura,

adandan sama mijil,

haneng wijil pisan,

wonten maha ringungang,

ramia inukir angrawit,

pacareng natar,

tinular botan Jawi.


359. Sama nonton nunggaling panggungan,

makadi rabi aji,

sama angangge payas,

hebek tan palinggaran,

yaya pasangcayang sari,

sama sulasemia,

mukya paduka sari.


360. Awastra caleri cinurneng mas derawa,

apinggel apus juwit,

makendit mas,

asuweng layang petak,

seri nata atap awilis,

lati surat,


membuat kesentausaan negara,

serta para dewa,

memberkahi sang raja.


Makmur (kelihatan) cahaya negara tersebut,

kembali seperti dahulu,

karena sang raja,

pandai memerintahkan negara,

sebagai contoh rakyat,

seluruh tingkah laku beliau,

(sekarang) diceritakan pada waktu besok paginya.


Diseriterakan para wanita seisi istana,

berdandan semuanya keluar,

yaitu berada di halaman pertama,

ada juga di balai peninjauan,

indah diukir serta mempesonakan,

hiasan-hiasan di halaman,

meniru cara-cara di Jawa.


Semua (banyak orang-orang) nonton di balai peninjauan,

terutama istri-istri sang raja,

semua berhias,

penuh tidak ada renggangnya,

sebagai himpunan bunga,

semua cantik-cantik,

paling muka sang pramesuari.


Berpakaian sutra bertepikan emas perada,

bercincin mutiara,

berlakung emas,

bersubang daun lontar putih,

dahinya baik rata,

bibirnya bercahaya,


103