Kaca:Geguritan Calonarang.pdf/100

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

wetning pretapa bupati,

matang nian sida,

dera brahmana aji.


349. Pan tan hana mada kotaman sang nata,

pira digjayeng ari,

luir sanghyang Amitaba,

susandi wicaksana,

weruh hana ring indra warih,

raja wibawa,

penuhing sarwa manik.


350. Singgih bapa tulus akan macarita,

marmaning sideng gati,


sira Rangda pejah,

anengeh tan pengapa,

sumawur sang mahayati,

kasoran cidra,

durung titisang aji.


351. Sampun tinata sakeraman nikang lampah,

suka seri narapati,

ramia siakerana,

sotaning paripurna,

duh bapa sang mahayati,

preyoga akena,

sedeng-sedenging gati.


352. Apan nguni katekaning wiyadi baya,

wetning wang akwah mati,


paryangana camah,


karena doa sang raja,

sehingga berhasillah,

(pekerjaan yang dilakukan)

oleh pendeta tuanku ini.


Karena tidak ada menandingi keutamaan sang raja,

sudah banyak mengalahkan musuh

seperti sanghyang Amitaba,

sangat baik (serta) bijaksana,

tahu akan tipu muslihat,

termasyur baik,

penuh dengan manik-manik
(kaya-raya).


Ya tuanku pendeta teruskanlah berceritera,

apa sebabnya tugasnya bisa rampung,

sang Rangda (sampai) meninggal,

kesaktiannya tidak seperti semula,

berkatalah sang pendeta agung,

kalah kena tipu,

karena belum tahu isi sastra (ilmu).


Sesudah seluruh persoalan tersebut dijelaskan,

senanglah sang raja,

ramai pembicaraannya,

serta berpesta,

oh paduka sang pendeta agung,

patut dipercepat,

melaksanakan pemujaan.


Karena dahulu dikenai persoalan bahaya,

sehingga orang-orang banyak meninggal,

bangunan-bangunan suci leteh (ternoda),


101