sudah sepntasnya memerintah negara, jangan merasa khawatir lagi, bagaimana ia tidak bisa memerintah, apalagi ia seorang yang biasa di sorga.
241. Kamu bersiap-siap untuk menuju arah kebaikan, akreopa desa, untuk kembali ke sorga, kalau sudah pada waktunya, kalau menjadi seorang raja, kalau sudah bisa aman sentosa, bersujudlah kepada gurunya, mengurangi perbuatan yang kurang baik, pada akhirnya akan mencapai kebaikan.
242. Bagus Diarsa menjawab, wahai Sanghyang Narada, memang benar perkataanmu, pikiranku menuruti, memang saya sudah waktunya, namun permintaan saya, beritahukan kepada rakyatku, anakku yang akan menggantikan.
243. Yang mendengarkan semua menjawab, saya menurut kehendak tuanku, karena memang sudah sebenarnya, tuanku harapan saya, para pendeta berkata menyembah kepada Hyang Narada, maafkanlah saya, memang saya bodoh tidak tahu apa-apa, sekarang mau minta anugrahmu
244. Nalar patularana pukulun, purihta penyempuran, sang sinembah berkata, lalana tanak ingsun, yukti dahat lingta meri, maharja jagat irane anare paun tananang keyuh, sang liningan arsa nembah, bara oadang raseng cita,
245. Setiap yang melihat merasa heran, karena tumben sekali, menjemput orang yang baru datang, yang lebih mengheran kan, yang menjadi tanya dalam hatinya, karena I Wiracita sekarang menggantikan, seperti antara wisnu, yang menyebabkan kebaikan.
246. Tidak terkatakan olehku, di dalam ia menjalan tugas raja, berbibawa dan menyenangkan pemberian banyak yang datang, mas dan harta yang utama lainnya, tidak lagi cadra wahana, keadaan makanan seperti daging memenuhi, karena ia adalah raja utama, tidak perlu kita tanyakan lagi.
247. Kyai Agung (Bagus Diarsa) kembali memenuhi panggilan Tuhan, bersama-sama dengan istrinya, sesuai dengan pe-
41