bawalah ke mari ayamnya, akhirnya diaturkan, lalu beliau digalaki oleh ayam I Bagus Diarsa, dan ditarung oleh ayam I Bagus Diarsa.
201. Lalu I Gusti Agung terkejut, mengambil ayam itu, lalu beliau berkata, saya yang digalaki oleh ayammu, Bagus Diarsa berkata sembah, tuanku saya kadang salah bicara, setiap yang digalakinya, saya bersedia melawankan, dengan bertaruh mirah sebungkus.
202. Lagi berkata I Gusti Agung, aku digalaki, apa jadi dilawankan, I Bagus Diarsa berkata, saya bersedia tuanku, bertaruh sebungkus mirah, berkata lagi Gusti Agung, mana taruhan ayammu, supaya saya tahu.
203. Bungkusan terbuka diaturkan, dilihat intan dan mirah, semua serba indah, tertarik hatinya I Gusti Agung, ber kata dengan bergurau, bagaimana saya harus melawan, dikira saya orang gila, manusia melawan ayam, karena tidak sepantasnya.
204. Ambillah ayamku yang rupanya ijo sangkur, itu pakai melawan, ayam bertaruh 10.000, Bagus Diarsa berkata, saya telah mau tuanku, karena ayam saya tidak mau galak, berkata I Gusti Agung, ya paksakan saja, paksa saja supaya mau galak.
205. Pramanca semua berkata, turutilah titah sang raja, kalau tidak mau saya akan perlakukan, akan saya naikkan ke perahu, akan saya tukarkan dengan apinu, Bagus Diarsa berkata, saya tidak berani tuanku, saya minta ampun, saya akan menuruti titah sang raja.
206. Gusti Agung turun bergurau, senang dalam hatinya, melihat mirah dan intan yang baik, harapan besar akan menang, putranya Sulaksana berkata, ayah saya minta mirah delapan butir, serta intan sembilan butir, akan saya pakai busana landean.
207. Putranya lagi satu yaitu I Gusti Nyoman Samirana berkata saya juga begitu, saya minta salut garantin, I Gusti
35