banyaknya, menyenangkan pikiran I Bagus Diarsa, Gusti Agung adalah orang kaya, yang berkuasa memungut pajak, dalam negara yang dikuasainya, sekarang diceritakan I Gusti Agung, sudah pergi ke tempat judian, para penjudi sudah berkumpul semua.
195. Sekarang datanglah I Bagus Diarsa, membawa ayamnya, membawa seekor ayam, ayamnya melonjak-lonjak, ayamnya takut, setiap ditaruh ayamnya bersuara ketakutan, para penjudi bersenda gurau, ada lagi tertawa sambil berkata.
196. Di mana dapat ayam ketakutan? bayang-bayang ditakuti, ada lagi menyambung berkata, berkata bersenda gurau, terlalu memperlihatkan kelemahan, menyeliki judian, sebagai panglima Anak Agung, terlalu tidak sesuai dengan anggota desa, ayam takut diantarkan.
197. Bagus Diarsa menjawab bergurau, dengan kemalu-maluan, sekarang saya berkaul, setiap yang digalaki oleh ayam saya, saya akan bersedia ngadu, dengan taruhan sebanyaknya, asal uran saya jadi, biarpun manusia yang digalaki, saya bersedia akan ngadu.
198. Lalu bersabda I Gusti Agung, I Bagus Diarsa, patut dikenai denda dua kali, pertama karena terlambat datang, harus denda 700, konon termuat dalam awig-awig yang kedua denda karena membawa ayam takut, juga dibawa kejudian, juga harus denda 800.
199. Supaya sekarang juga membayar, kalau lewat satu pasang pertaruhan ayam, harus membayar lipat ganda 5000, lalu I Bagus Diarsa membayar denda sebanyak 1500, sekalian penjudi tertawa, ayam takut ditambah dengan kena denda, kepintaran yang tidak bisa dipergunakan, beginilah sudah, tidak punya apa-apa apa yang harus dikata.
200. Ada yang berani, memaksa mengambil ayamnya, ayamnya I Bagus Diarsa, dipaksa ayamnya supaya mau galak, ayamnya bersuara ketakutan, lalu berkatalah I Gusti Agung,
34