kata, lalu itu kakek tinggalkan, kau tidak ada yang menjaga, di rumah.
28. Apa tidak mungkin ada orang mencuri ke sana, mencuri atau merampok, kan bisa semuanya habis, orang tua itu berkata, ya soal itu saya sudah tahu, jika ada pencuri datang, mengambil binatang peliharaan saya, tangan mereka akan bengkak dan matanya rusak.
29. Jarinya bengkak semua, I Bagus Diarsa, tertawa kemudian berkata, apakah dinda sudah selesai, itu ada seekor ayam, potonglah kemudian kau panggang, kemudian istrinya segera memotong, orang tua itu lalu berkata, tuanku ambillah saya.
30. Bulu ayam itu yang tadi, ambilkan tiga helai, bawakan sa-
ya ke mari, kemudian I Bagus Diarsa, dengan polos membawakan bulu, orang tua tadi lalu berkata, silakan letakkan di atas, selitkan di atap sanggar, di sanggar kemulan menghadap ke selatan.
31. Besok lusa kalau tuanku berkeinginan, bertemu dengan saya, ikutilah ke mana perginya, akhirnya sampailah ke rumah saya, Bagus Diarsa menjawab, kemudian ke sanggar menyelitkan bulu ayam, diselitkan dengan kuat supaya tidak hilang.
32. Sekarang diceritakan sudah selesai memasak dihidangkan, I Bagus Diarsa berkata, kek! kemudian marilah kita makan, si kakek berkata halus, tuanku marilah kita sama-sama, kemudian makanlah mereka bersama, istrinya siap meladeni, dengan menyiapkan sirih, kemudian I Bagus Diarsa berkata.
33. Tamu kita ada yang dimintanya, ini anakmu, si kakek mau meminta, andaikata besok lusa, kalau dia sudah besar selagi masih hidup, si kakek akan mengembalikan kembali, Ni Sudadnyana menjawab, pokoknya saya menurut, tidak banyak pikir lagi.
34. Ya andaikan kita menitipkan, di sana, supaya ia belajar,
9