Kaca:GEGURITAN MEGANTAKA.pdf/68

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

ungsi ke hutan, adapun raja, dicari oleh Tumenggung, setelah dekat dengan tempat raja, ramai terdengar sorak prajurit yang mencari, yang didengar oleh raja saling ulangi, semua di- dengar oleh raja.

52. Dikira musuh datang mencari, raja sangat takut, berlari ber- sama istri dan para mudanya, sehingga banyak luka, dada dan pinggang ditusuk duri, permaisuri berkata, "Ya kanda prabu, lebih baik sekalian mati saja, saya tidak tahan mengikuti begini, luka-luka semua.

53. Muka hancur ditusuk duri." raja lalu berkata, "Terserah adinda, kanda tidak berani," pelayannya semua menyembah, dan berkata, jika musuh datang, biarlah saya dulu, biar han- cur menjadi lumpur, karena besok pun akan mati juga, asal sudah kehendak Tuhan.

54. Semua istirahat di bawah pohon, raja seperti kehilangan jiwa, menggigil tubuhnya, matanya tidak bersinar jika datang bahaya, bergerak pun tidak bisa, jika ada orang baru datang, sungguh tidak dikira raja besar, si Tumenggung sudah sampai pada raja, raja melihatnya.

55. Raja sangat senang, kakak Tumenggung datang ke mari, bagaimana negara sekarang, si Tumenggung menyembah ber- kata, "Ya negara selamat, Raden Megantaka sudah kalah ber- perang, sekarang menyerahkan diri, mengabdi kepada anak paduka, menyerahkan jiwa raga.

56. Karena Tuhan memberkati, pada putra paduka raja, yang sudah mati hidup kembali, ada tamu datang, menolong anak paduka, orang yang sakti tak dapat dilawan, seorang wanita muda, bersama-sama tiga orang, tetapi yang wanita, sangat ahli dalam peperangan, dan sakti berperang."

57. Raja segera menjawab, "Kalau demikian kanda mar <ita pulang, pulang ke istana, setelah pulang, permaisuri ra ber- sama dalam tandu, sangat senang hatinya, setelah sampai di istana, bersamaan semua orang Malaka, yang mengambil kekayaan (untuk dipersembahkan).

68