Kaca:GEGURITAN MEGANTAKA.pdf/31

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

VI.

I . Ya dinda permata hati, terasa tidak akan bertemu lagi, dinda dengan kakanda, perasaan kanda sekarang, seperti menemukan permata. yang jatuh di tengah laut, tiada mengalami rusak, jika beriringan di jalan, supaya benar-benar, hidup mati bersama.

2. Oh emas permata kakanda, dinda dewinya lautan madu, tiada lain lagi adindaku, tetap terbayang dalam hati, tidak pernah terhapus dari ingatan, kecantikan adinda menggetarkan jiwa, di manakah ada orang yang menyamai, walaupun melewati lautan, tiap-tiap desa, tidak ada yang menyamai.

3. Kecantikan adinda mempesonakan, bagaikan I Rangkesari menjelma, teruskanlah adindaku, memakai abdi orang yang sedang menderita, terlalu lama menderita sedih dan rindu kanda menyerahkan diri sekehendak adinda, Raden Galuh menangis sambil berhati-hati.

4. Akhirnya beliau berkata, "Sekarang jika kanda membenarkan, maafkan saya menolak, nanti saya menurut, karena sekarang sangat payah, seperti tidak bertenaga, karena perjalanan terlalu jauh, tunggulah sekarang, siapa lagi, yang memiliki diri adinda".

5. Walaupun tujuh kali menjelma, semoga tetap bertemu, begini berduaan, seperti hamba sesungguhnya, Raden Mantri sangat bernafsu, memaksakan dan sudah membuka pakaiannya lalu setelah pakaian dibuka, ikat pinggangnya sudah lepas pula, api asmara, sudah membakar badannya.

6. Pinggangnya ramping semampai, dengan kulit yang kuning, sungguh membangkitkan nafsu asmara, kakinya mulus sampai kebetis bagaikan bambu buluh yang gading (kuning), lalu dia memadu cinta, kena panah asmara, tuan dewi mencapai kenikmatan, setelah selesai dalam pertemuan, lalu Raden Mantri turun.

7. Menarik pipi lalu diciumnya " Oh permata jiwaku mengapa dinda sampai hati, meninggalkan diri kanda yang menderita, mencari-cari adinda, saya tidak ingkar janji, mengabdi pada


31