Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/70

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

tidak mau lagi ke dapur. Sekarang hidangan apa pun yang disuguhkan kepadanya terpaksa diterima. Diceritakan Raden Galuh Daha berkeinginan pulang ke negeri beliau karena sudah memikirkan sikap suaminya. Beliau mencoba minta izin kepada putranya, temyata putra beliau tidak memperkenankan. Putranya berkata,

"Oh, Ibu, mengapa lbu bermaksud pulang? Masak Ibu mau dikalahkan manusia seperti itu. Saya tidak akan berkata panjang lebar kepada lbu. Selama saya masih hidup, tinggallah Ibu di sini! Bila lbu ingin menenun, silakan menenun. Terserah memilih pekerjaan yang sesuai dengan kesenangan Ibu, jangan Ibu susah ! Perhatikanlah saya! Pernahkah saya meneteskan air mata? Kalau sudah waktunya mandi , saya mandi dan kalau sudah waktunya makan, saya makan. Saya tidak peduli dengan ayah dan siapa pun. Di sana lain, di sini pun Iain. Tenanglah saja lbunda, janganlah terus-menerus lbu menangis, tidak usah menyusahkan hal semacam itu!" Sejak diberi tahu oleh putranya, Raden Galuh Daha asyik bekerja. Siang malam beliau menenun kain untuk putranya. Ketika Galuh Liku mendengar suara cag-cag dia menjadi marah dan berkata kepada Raden Mantri, "Kanda, siapa menenun? Bukan main ribut suaranya sehingga saya tidak bisa tidur. Raden Mantri menjawab,

"Yang menenun itu Raden Galuh, rupanya dia sedang menenun kain untuk anaknya".

"Kalau begitu, suruhlah dia berhenti menenun agar saya bisa tidur!"

"Mengapa kamu melarang dia menenun? Kamulah yang keliru, melarang orang menenun di rumahnya sendiri."

"Ah, saya tidak senang, Kanda. Kalau Kanda tidak mau menghentikan kakak Galuh menenun, saya akan pergi dari sini! "Karena Raden Mantri masih cinta kepada Galuh Liku dan, beliau takut ditinggalkan pergi, terpaksa beliau keluar mencari Raden Galuh yang diperintahkannya untuk berhenti menenun. Kemudian Raden Galuh berhenti menenun karena takut akan timbul pertengkaran dengan suaminya. Ketika itu Raden Mantri Anom tidak berada di puri, beliau sedang berada di luar istana. Ketika beliau tahu bahwa suara cag cag tidak terdengar lagi, segera beliau ke istana dan dijumpainya ibunya sedang menangis di tempat tidur. Raden Mantri Anom bertanya,


64