Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/45

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

nah berpisah dengan I Dempu Awang salmg memanjakan seperti sepasang suami istri.

Dalam pergaulan yang amat rapat itu I Dempu rwang makin berani menggoda Raden Galuh. Dia mulai berani mencium dan memegang buah dada Raden Galuh sambil bercakap-cakap. Pada suatu malam Raden Galuh tidur dengan I Dempu awang dan ketika itu dia disetubuhi oleh I Dempu Awang. Keesokan harinya Raden Galuh merasa sangat lesu, lalu beliau pergi ke taman mencari angin bersama I Dempu Awang, Setibanya di sana beliau duduk di balai kambang bercakap-cakap dengan I Dempu Awang.

"Dempu Awang! Mengapa mulutmu berbentuk moncong?"
"Tuan Putri! Hamba menjadi juru seruling di istana".
"Dempu Awang! Mengapa badanmu berbulu?"
"Hamba berbaju laken tanpa lapis."
"Dempu Awang! Mengapa jarimu melekat jadi satu?"
"Tuan Putri! Hamba belum mencuci tangan setelah makan kue pulut".

"Dempu Awang! Mengapa pantatmu kotor dan tebal?"
"Tuan Putri, hamba menduduki kasur tempat duduk pendeta, tetapi belum hamba lepas".

"Dempu Awang! Kembalikan keperawananku!"
"Diam, Tuan Putri! Periuk yang sudah berlubang sulit dipatri". Demikian percakapan Raden Galuh dengan Dempu Awang. Setelah senja, beliau pulang ke istana keputrian.

Lama-kelamaan Raden Galuh mengandung. I Dempu Awang menjelma kembali menjadi Mantri horipan. Beliau menceritakan riwayatnya kepada Raden Galuh dan dengan demikian Raden Galuh makin senang, lebih-lebih setelah diketahuinya bahwa beliau bersepupu dengan Raden Mantri.

Tersebut raja Daha dan kedua putranya mendengar berita bahwa yang menyebabkan Raden Galuh hamil adalah I Dempu Awang. Oleh karena itu, beliau marah dan malu setelah mengetahui putrinya dikawini oleh I Dempu Awang. Beliau bertiga segera datang ke tempat Raden Galuh untuk membunuh I Dempu Awang. Setibanya di sana terlihatlah Mantri. koripan duduk bersama Raden Galuh. Raja menanyakan orang yang diajak duduk oleh Raden Galuh kepada Raden Galuh sendiri,lalu Raden Galuh memberitahukan nama orang itu kepada ayah.

39