Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/275

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

“Dukun Sakti, Dukun Sakti, di mana Ibu memperoleh potongan kain ini?” Menyahutlah Ida Raden Galuh,

“Hai, Mantri Koripan, akan kuberi tahu riwayat potongan kain ini! Potongan kain itu potongan kain I Mantri Koripan yang digunakan untuk menutupi mayat orang perempuan yang dibunuhnya di hutan. Perempuan itu, jika kamu tidak tahu, I Galuh daha yang dulu diterbangkan kabut gelap dan jatuh di hutan. Sekarang dia ada di sini berbicara dengan kamu. Kamu mendapat bencana dahulu, di kepalamu tumbuh pohon kelapa, dan di mu- lutmu tumbuh padi, karena dosamu memperkosa I Galuh Daha sebelum akil balig. Nah, sekarang pulanglah kamu karena batas waktu untuk menghamba di sini telah berakhir!’’ Setelah mende- ngar perkataan Galuh Daha, Raden Mantri menangis dan minta ke- sediaan Raden Galuh supaya mau dijadikan istri. Raden Galuh me- nolak dan Raden Mantri diusir supaya pulang ke istana. Raden Mantri pun pulang.

Setiba di istana beliau menyampaikan semua pengalamannya kepada baginda. Kepada ayahnya, beliau menyatakan bahwa jika tidak bisa kawin dengan Raden Galuh, beliau bertekad akan me- ngembara. Keesokan harinya raja dan permaisuri pergi ke rumah Men Bekung. Setibanya di sana Raden Galuh dipeluk, ditangisi, dan diminta supaya mau kawin dengan Raden Mantri. Karena rasa terharu dan bakti beliau kepada baginda dan permaisuri, dan ma- rahnya kepada Raden Mantri telah hilang, akhimya permintaan baginda dipenuhi, kata beliau,

“Baiklah Tuanku dan Permaisuri, hamba dapat memenuhi permintaan Baginda, tetapi sebaliknya hamba mohon kepada Tuanku supaya memberi tahu ayah hamba di Daha agar datang menyaksikan pernikahan kami.” Bersabdalah raja dan permaisuri.

““Anakku Raden Galuh, besok ayah akan mengirim utusan ke Daha menyampaikan berita ini kepada ayahandamu.’’ Kemudian Raden Galuh segera diajak ke istana oleh raja dan permaisuri. Keesokan harinya baginda mengirim surat ke Daha. Surat itu me- muat kisah putri beliau.

Sekarang tersebutlah raja Daha, Baginda dan permaisuri pergi ke Koripan diiringkan oleh rakyat, setiap disapa dan Ida Raden Mantri dan Raden Galuh dikawiakg




269