Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/260

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

‘“Daulat Tuanku, seingat hamba, tahu-tahu hamba telah berada di hutan ini bersama ibu,”’ jawab anak kecil.

“Di mana ibumu? Coba tunjukkan kepadaku!”

“Ibu hamba berada di tempat rempah-rempah di bawah "tikar. Setelah mendengar perkataan anak kecil itu, Dewa Agung Putra menuju ke pondok. Beliau mencari ibu anak kecil itu, tetapi tidak dijumpai, lalu Dewa Agung Putra berkata kepada anak kecil tersebut,


“Anakku, tinggallah di sini baik-baik dengan ibumu. Kelak aku akan datang kemari membawakanmu permainan, kempul dan gendang”’.


“Tidak diceritakan Dewa Agung Putra pun pulang ke Koripan. Setelah mendapat kempul dan gendang, beliau lagi ke hutan membawa kempul dan gendang akan diberikan kepada anak kecil itu. Kedua benda itu digantungkan pada kayu penjepit usuk rumah. Dewa Agung Putra berkata kepada Si anak kecil,


‘Nak, terimalah kempul dan gendang ini! Sekarang aku pulang ke Koripan, Nak.”


Tidak diceritakan Dewa Agung Putra pun pulang ke Koripan, tersebutlah sekarang anak kecil itu menangis menjerit-jerit karena tidak dapat mengambil pemberian Dewa Agung Putra yang tergantung di kayu penjepit itu. Kemudian ibunya pergi ke bawah pohon bambu mencari rus pangkal bambu, akan dijadikan tumpuan. Setelah mendapat ruas bambu, Raden Galuh Mica pulang. Ruas bambu dipasang akan dijadikan tumpuan. Ketika Raden Galuh hendak mengambil gendang, tumpuan yang dinaiki itu terbalik sehingga Raden Galuh Mica jatuh. Setelah jatuh, merica itu pecah, lalu dari dalamnya keluar Raden Galuh yang sangat cantik. Selanjutnya tidak diceritakan keadaan di hutan Daha itu.


Sekarang tersebut Dewa Agung Putra dari Koripan hendak pergi ke hutan untuk melihat anak kecil. Setiba di hutan beliau langsung menuju pondok. Di dalam pondok beliau bertemu dengan seorang gadis. Dewa Agung Putra menyatakan cinta kepa danya. Raden Galuh dapat memenuhi permintaan Dewa Agung Putra. Kemudian beliau dijamah oleh Dewa Agung Putra, lalu pingsan. Ketika itu terlihat gelangnya oleh Dewa Agung Putra. Gelang itu dilepaskan, lalu dicuci oleh Dewa Agung Putra. Air cucian gelang itu digunakan untuk mengobati Raden Galuh sehing-


254