Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/246

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

tempatkan dan I Sampi Wadak tidur di samping beliau. Tiada berapa lama antaranya beliau berkata kepada Sampi Wadak,


“Aku sangat dahaga, usahakan air untukku!’’ Sampi Wadak segera bangun mencari daun. Sebentar kemudian dia datang membawa daun. Daun itu diambil oleh Raden Galuh, lalu ditusuk tusuk supaya tembus.


Tersebutlah sekarang I Sampi Wadak mencari air di sungai pada jurang yang dalam. Setibanya di sungai I Sampi Wadak mengambil air dengan daun. Berkali-kali daun itu digunakan untuk menyendok air, namun tidak mendapat air. I Sampi Wadak tidak tahu bahwa daun itu bocor. Oleh karena itu, I Sampi Wadak marah dan hendak membunuh raden Galuh. Ia mengasah tanduknya di atas batu rata hingga tajam, akan digunakan menanduk Raden Galuh. Ada seekor kera melihat tingkah laku I Sampi Wadak, lalu dia cepat lari ke tempat Raden Galuh dan ber, “Ratu Raden Galuh Daha, naiklah ke pohon beringin! Kalau tidak, Tuan Putri akan dibunuh oleh I Sampi Wadak. Sekarang dia sedang mengasah tanduk, sebentar lagi akan datang. Naiklah, cepat!”’ berkata Raden Galuh,


“Kalau kamu kasihan kepadaku, ajaklah aku naik!”’ Si kera tergesa-gesa menaikkan Raden Galuh. Setelah sampai di atas, Raden Galuh diikat dengan agar gantung pohon beringin agar tidak jatuh. Sebentar kemudian datanglah Sampi Wadak, dia menoleh ke kanan dan ke kiri dengan mata yang merah, dan mondar-mandir mencari Raden Galuh. Ketika ia melihat ke atas terlihat olehnya Raden Galuh berada di atas bersama si kera. Sampi Wadak makin marah dan dengan tanduknya dia merusak pangkal pohon beringin itu. Setelah si kera melihat perbuatan Sampi Wadak, lalu dia bernyanyi,


‘“Malu-malu, karena marah I sampi Wadak mengasah tandui, wah, wah, wah, miring ke timur’’. I Sampi Wadak menggertak dan menyahut,


“Bohong si burung jalak, Raden Galuh kekasihku’”’. Sampi Wadak menubruk pohon beringin dari sebelah barat. Si kera bernyanyi lagi. Sampi Wadak berkali-kali menubruk pohon beringin, mulai dari sebelah barat, selanjutnya dari sebelah timur laut, lalu dari sebelah selatan dengan sekuat tenaga. Pada waktu itu tanduknya tertancap ke dalam pangkal pohon beringin. Dia berusaha


240