Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/232

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

“Nona, jangan takut! Siapakah Nona? Mengapa Nona mena ngis sendirian di sini?’ Karena mendengar ucapan Sampi Wadak demikian, maka lapanglah dada Raden Galuh, lalu beliau berkata,


“Hai sapi , saya putri raja Daha. Saya sekarang berada di sini karena diterbangkan oleh angin ribut dan jatuh di sini’.


“‘Hamba kasihan kepada Tuan Putri. Kalau Tuan Putri berse ia, mari tinggal di rumah hamba!” kata Sampi Wadak. Sampi Wadak bermaksud memelihara Raden Galuh beberapa waktu, kelak kalau sudah gemuk barulah dimakan.


‘Marilah ke ramah hamba!” demikian Sampi Wadak. Akhirnya Raden Galuh mau juga memenuhi permintaan Sampi Wadak.


Diceritakan Raden Galuh tinggal di gua I Sampi Wadak yang letaknya di bagian bawah jurang. Beliau dipersilakan diam di sana. Setiap hari Raden Galuh dicarikan buah-buahan oleh Sampi Wadak. Beliau sangat senang, tidak menduga bahwa beliau akan dijadikan mangsa. Pada suatu hari Sampi Wadak pergi mencari makan. Ketika itu kebetulan Men Lutung berjalan-jalan di atas gua Sampi Wadak. terlihat olehnya Raden Galuh sedang berada dimulut gua. Men Lutung terkejut, lalu segera turun ke tempat Raden Galuh. Setiba di sana berkatalah Men Lutung,


“Mengapa Tuan Putri berada di sini? Hamba mohon pada Tuan Putri supaya meninggalkan tempat ini karena hamba yakin bahwa Tuan Putri akan dimakan oleh Sampi Wadak! Hamba mempersilakan Tuan Putri tinggal di rumah hamba!”’


“Ah, aku tidak mau! Ak sangat disayangi oleh Sampi Wadak, setiap hari aku dicarikan buah-buahan. Mengapa kamu berkata bahwa aku akan dimakan oleh Sampi Wadak? Rupanya kamu mengolok -olokkan aku!”


“‘Aduh, Tuan Putri! Mengapa Tuan Putri mengatakan hamba mengolok-olokkan Tuan Putri? Mustahil hamba menipu Tuan Putri! Mari cepat-cepat kita tinggalkan tempat ini!’’ Karena keras permohonan Men Lutung, akhimya Raden Galuh mau memenuhi permohonan itu. Raden Galuh diajak oleh Men Lutung naik ke atas pohon beringin besar. Raden Galuh disembunyikan di sana oleh I Lutung, dalam sebuah lubang yang ada pada pohon beringin itu.


Ketika Sampi Wadak kembali dari mencari makan, Raden Galuh tidak ada di guanya. Sampi Wadak melihat-lihat ke segala


226