Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/185

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

Daha sangat senang dan bersabda kepada utusan,

‘Hai, utusan, sekarang aku telah mengetahui keadaan putriku, maka aku tidak merasa kesal. Beri tahukan kepada raja Koripan agar beliau mengajak pengantin datang kemari tiga hari yang akan datang untuk menyelesaikan upacara perkawinan mereka.” Demikian sabda Ida Sang Prabu Daha. Kemudian utusan mohon diri. Diceritakan utusan telah tiba kembali di istana Koripan, lalu menyampaikan pesan raja Daha kepada raja Koripan. Karena itu, baginda segera pergi ke Gunung Wiryadana diiringkan oleh para patih menteri, dan rakyat akan menjemput putra dan menantu beliau. Setelah sampai di sana, beliau bertemu dengan putra beliau. Tidak diceritakan lebih lanjut kegembiraan raja dan putra beliau, sekarang diceritakan persiapan di istana Wiryadana.

I Smaradana dan I Smaragati mengurus orang-orang yang menyiapkan kuda, joli, dan lain-lain. Setelah segala persiapan selesai, raja berangkat. Raden Mantri Wiryadana dan Raden Galuh diusung di atas joli emas. Para patih dan menteri menunggang kuda. Gemuruh suara rombongan itu dalam perjalanan, diiringkan oleh barisan pembawa tombak dan regu penabuh gong.

Setelah sampai di Daha, rombongan dijemput oleh raja Daha yang juga diiringkan oleh regu pembawa tombak dan regu gong.

Setelah semua masuk ke istana, mereka beramah-tamah dengan suka-cita. Yang menjadi pokok percakapan dalam upacara Perkawinan itu adalah riwayat Raden Mantri wiryadana sejak kecil sampai menemui kebahagiaan.

179