Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/163

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

kaget melihat bayi yang tanpa mereka ketahui tahu-tahu sudah lahir dalam keadaan sehat. Kemudian mereka memotong tali pusar dan merawat bayi yang baru lahir itu. Dayang Raden Galuh Daha hertanya kepada temannya,

"Kakak Wayan, laki-laki atau perempuan bayi yang Kakak rawat itu?" Dayang Ida Raden Galuh Gegelang menyahut,

" Laki-laki, Kakak Ketut. Bayi yang di sana bagaimana?" tanya dayang Raden Galuh Gegelang.

"Laki-laki juga", sahut dayang Raden Galuh Daha. Dayang Raden Galuh Daha bertanya lagi kepada dayang Raden Galuh Singasari,

" Apa jenis kelamin bayi di sana, Made?"

"Laki-laki, Kakak Ketut ".

"Wah, semua kemari bayi yang berada di sana agar aku tahu! " ujar dayang Galuh Daha. Tiap-tiap dayang saling memperlihatkan bayinya. Mereka heran melihat ketiga bayi yang sama rupanya. Dayang Galuh Daha berkata,

"Ah , persis sama rupa ketiga bayi ini! Kalau saya pikir, ketiga bayi ini pasti seorang ayah mereka". Menyahut dayang lainnya,

"Betul kata Kakak, dugaan saya pun demikian". Pagi-pagi para dayang telah selesai merawat bayi. Ketiga Raden Galuh amat senang mempunyai anak laki-laki dan gemuk-gemuk. Dayang bertanya kepada Raden Galuh,

" Bagaimana perasaan Tuan putri setelah mempunyai putra? Perlukah hamba melaporkan berita kelahinmu ini kepada baginda?" Menjawab Ida Raden Galuh,

"Ah , macam-macam yang kauurus! Kukira pada suatu saat akan datang rakyat dari istana membawakan bekal. Merekalah kita harapkan menyampaikan berita ini kepada baginda. Kamu jangan pergi! Diamlah kamu di sini! Andaikata kamu meninggalkan kami ke istana , siapa membantu di sini? Kita sama-sama sibuk dan payah". Karena demikian jawab Raden Galuh, Dayang pun tidak jadi pergi ke istana. Sekarang tersebutlah Raden Mantri Koripan. Beliau hendak berburu ke hutan. Berkata beliau kepada I Punta,

"Paman Punta, mari berburu kijang ke hutan! Di mana banyak kijang, Paman? "I Punta menjawab,

"Tuanku, di hutan kerajaan Daha banyak kijang dan menja-


157