Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/102

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

selama tiga hari. Pada malam hari ketika keramaian sedang berlangsung, Gusti Made Subandar memasang sihir yang menyebabkan tidur Raden Galuh Made. Karena itu, Raden Galuh mengantuk dan segera kembali ke tempat tinggalnya diiringkan oleh Bayan dan Sangit. Diikutilah terus perjalanan Raden Galuh oleh Gusti Made Subandar. Setelah tiba di tempat kaputren, Raden Galuh mengunci pintu. Gusti Made Subandar memanggil dari luas,

"Raden Galuh, buka pintu!" Raden Galuh menjawab,

"Mengapa Kakak kemari tengah malam?"

"Saya minta makan."

"Mengapa kemari minta makanan, apakah di istana kekurangan makanan?" demikian pertanyaan Raden Galuh. Gusti Made Subandar berkeras supaya dibukakan pintu, tetapi raden Galuh tidak mau mengabulkannya. Kemudian Gusti Made Subandar menerjang pintu dan terus masuk ke kamar. Terjadilah pergulatan antara Gusti Made Subandar dengan Raden Galuh, tetapi akhirnya Raden Galuh dapat dijamah oleh Gusti Made Subandar. Bayan dan Sangit kaget dan hendak melaporkan hal itu kepada raja, tetapi tidak berani. Setelah beberapa lama, Gusti Wayan Sekar hamil dan Raden Galuh Made juga hamil. Dengan hamilnya Raden Galuh, susahlah Gusti Made Subandar. Kemudian, dia melaporkan hal itu kepada Gusti Wayan Sekar. Dia juga merasa sulit memikrkan masalah itu. Kemudian Gusti Made Subandar memberitahu kakaknya,

"Kakak, besok saya akan kawin lari dengan Raden Galuh dan beliau sudah berseda. Dalam tiga hari ini Kakak jangan meributkan hal ini !"

"Ya, saya setuju akan rencana itu. Lebih baik Adik segera kawin lari agar tidak ketahuan oleh baginda!"


Keesokan harinya Raden Galuh Made dilarikan ke Daha oleh Gusti Made Subandar. Tidak diceritakan apa yang terjadi dalam perjalanan, tibalah sudah mereka di Daha. Setibanya di istana ayah dan ibunya sangat gembira. Raden Mantri menceritakan riwayatnya sejak meninggalkan istana sampai detik terakhir. Kemudian Raden Mantri menulis surat untuk dikirimkan ke Koripan. Setelah surat itu selesai ditulis, patihnya diperintahkan membawanya ke Koripan.


96