Kaca:Cerita Panji Dalam Sastra Klasik Di Bali.pdf/25

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis, dapat disimpulkan bahwa dalam sastra Bali klasik, cerita panji ditemui bentuk geguritan dan satua.

Berdasarkan beberapa pertimbangan, yang dipilih sebagai bahan penelitian yaitu "Geguritan Pakang Raras" dan dipakai pula sebagai landasan untuk meneliti latar belakang sosial budaya, serta kedudukan dan fungsi cerita panji dalam masyarakat Bali.

Penelitian "Geguritan Pakang Raras" menunnjukkan bahwa cerita itu benar-benar cerita panji dengan latar belakang kebudayaan Bali. Cerita Pakang Raras itu masih hidup dalam masyarakat karena sampai sekarang masih sering dijadikan lakon arja dan drama gong. Dengan demikian, cerita itu masih populer dan disenangi masyarakat.

"Geguritan Pakang Raras" memakai pupuh (metrum), yaitu pupuh ginada dengan jumlah bait 623 buah. Tiap bait terdiri dari tujuh baris dengan jumlah suku kata dan bunyi akhir tiap baris 8a, 8i, 8a/o, 8u, 4i, 8a.


2. Saran

Sebagai bahan penelitian selanjutnya, disarankan struktur cerita panji ini agar diteliti lebih mendalam berdasarkan sumber cerita Geguritan Pakang Raras.


13