Kaca:Babad Praya.pdf/130

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

120


378. Tuan disuruh berjaga,

di Cakra mau tak mau,

mami' Wiranata berucap,

terserah mau Tuan,

baik buruk tak ku tolak tuan,

tak berani ingkar,

nanti kualat kepada tuanku.


379. Tak lama lalu berangkat,

keduanya diikuti bedil,

tak lama sampailah,

di Bunut Baok konon,

lalu dibunuh bersama anaknya,

meninggal keduanya,

arkian mami' Mustiaji.


380. Sedang berada di Cakranegara,

sangat susah sering hilang pikiran,

tambahan ia ditahan Ratu,

ditahan karena pajak,

kurang upeti lagi lima ratus,

itu yang menjadi hutangnya,

ditahan di rumah Gusti.


381. Lalu ia meloloskan diri,

tak lama di jalan mami' Mustiaji,

sampai di Desa Kopang,


378. Sida ta manikang nyangra,

to le' Cakra ngiring

atawa nde' ngiring,

mami' Wiranata belatur,

ngumbe ja' peprentahan,

onya' lenge nenten kaji gen nungkas,

tulah le' kayun dekaji.


379. Nde' sue batrusna lampa',

dedua'na teturut isi' bedil,

nde'na sue dateng banjur,

le' Bunut Baok kocap,

banjurna rusak barang anak batrus,

mate pada dedua'na,

kocap mami' Mustiaji.


380. Sedekna le' Cakranegara,

lebih susah lambian gena telang pikir,

tur ya kapendet si' Ratu,

ngemasin kembang kapat,

masih kurang upti karing limangatus,

yeno si jari utangna,

kapendet le' balen Gusti.


381. Batrus mbolos ya batengnga',

nde'na sue le' langan mami' Mustiaji,

dateng desa Kopang banjur,