108
Anak Agung lalu berucap,
kepada Baudanda,
si Ida Bagus Gede Pepasih.
341. Diutus pergi ke Cakra Negara,
akan pergi melapor,
kepada Anak Agung Ngurah,
ihwal Praya,
Ida Bagus pamitan,
malam tiba gelaplah desa,
meraba-raba para pengiring.
342. Anak Agug bubar bersidang,
masuk kamar tidur,
seluruh punggawa,
setiba dipondoknya,
diam termangu sedih,
bingung hatinya,
pangkur mereka hilang pikiran.
le' Bau danda,
Ida Bagus Gede Pepasih
341. Iya kutus turun ojok Cakra Negara,
sigen matur piyuning,
le'nak Agung Ngurah,
pretingkah Praya,
Ida Bagus batrus bepamit,
kelem peteng desa,
begamgam pada singiring.
342. Anak Agung siketangkil pada budal,
tama pamreman gelis,
sanuga' punggawa,
asing tipa' pondokna,
momot mero pada sedih,
simo prangena,
pangkur pada telang pikir.
PUH PANGKUR.
343. Di kota Cakra dikisahkan,
Ratu Ngurah bersidang diukir kawi,
yang hadir Anak Agung Ketut,
para hakim pembesar semua,
tak lama datang Ida Bagus Gede,
343. Desa Cakra nengka kocap,
Ratu Ngurah ketangkil le' ukir kawi,
sinangkil Anak Agung Ketut,
tau kadi sulinggit pada,
nde'na suwe Ida Bagus Gede rauh,
