Kaca:Babad Praya.pdf/112

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

102


kepada Gusti Ketut Gosa,

soal kubu yang sudah rusak,

timur barat sudah punah,

sudah licin tandas,

apalagi yang paling timur.


319. Sudah disampaikan kepada Anak Agung,

Anak Agung sangat marah,

lalu keluar,

Anak Agung lalu berangkat,

tak lama datang,

lalu mengatur posisi,

Praya dikepung lagi.


320. Sorak lagi tombak di pantai,

yang berperang bersicepat,

mengadu laskarnya,

mendesak desa mereka,

di dalam desa terkisahkan,

membalas mereka membedil.


321. Setiap berbunyi bedil dari desa,

satupun tak meleset,

tetapi Bali saja,

terkena peluru si Praya,

mati tak dapat ditolong,

si laskar Islam,

disingkirkan oleh si peluru.


322. Takdir Allah memang tak dapat diubah,


le' Gusti Ketut Gosa,

tingkah petak siwas seda,

timu' baret pada was bersih,

was pada pusat,

kalingan sitimu' gati.


319. Was katur le' Anak Agung,

Anak Agung menggah gati,

batrus kodal,

Anak Agung banjur lumbar,

nde'na suwe dateng gelis,

batrusna ngebiyar,

Praya ta kiter malik.


320. Surak endeh mara' umbak le' tamparan,

singentrang hencong tarik,

singaduang rowang,

ta suru' pada tarik,

dalem desa kocap,

ngwales pada saling badil.


321. Tunggal muni bedil lekan dalem desa,

nde' pisan tao gen pelih,

lagu' Bali dowang,

kena si' mimis Praya,

mati nde' bau tulungin,

yen pemating Selam,

pilih ne isi' mimis.


322. Takdirlulah mula nde' na
bau obah,