Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/100: Bina pantaraning révisi

Saking Wikisource
Cihna: Ujiwacén
 
Cihna: Kapastika
Status kacaStatus kaca
-
Kaca sané sampun kauji
+
Kapastika
Daging kaca (antuk katransklusiyang):Daging kaca (antuk katransklusiyang):
Carik 1: Carik 1:
bertanya,
bertanya,


"Kakak Wayan, saya hendak bertanya kepada Kakak, tetapi
"Kakak Wayan, saya hendak bertanya kepada Kakak, tetapi<br>
jangan marah ! "
jangan marah ! "


"Ya, silakan Gusti Made!"
"Ya, silakan Gusti Made!"


"Jangan kakak sembunyi-sembunyi! Betulkah Kakak anak
"Jangan kakak sembunyi-sembunyi! Betulkah Kakak anak<br>
Bapak Patih?"
Bapak Patih?"


"Baik, Gusti Made! Akan tetapi, jangan Gusti Made memberitahukan hal ini kepada orang lain! Sebenarnya saya bukan
"Baik, Gusti Made! Akan tetapi, jangan Gusti Made memberitahukan hal ini kepada orang lain! Sebenarnya saya bukan<br>
anak Bapak Patih, tetapi putri raja Daha. Saya berada di sini
anak Bapak Patih, tetapi putri raja Daha. Saya berada di sini<br>
karena dulu saya diterbangkan oleh kabut gelap, lalu jatuh di
karena dulu saya diterbangkan oleh kabut gelap, lalu jatuh di<br>
tengah hutan dan dipungut oleh Bapak Patih . Saya mempunyai
tengah hutan dan dipungut oleh Bapak Patih . Saya mempunyai<br>
adik bemama Mantri Made. Ketika saya masih di rumah, adik
adik bemama Mantri Made. Ketika saya masih di rumah, adik<br>
saya baru berumur satu tahun", demikian cerita Ni Wayan Sekar.
saya baru berumur satu tahun", demikian cerita Ni Wayan Sekar.<br>
Setelah mendengar kata Raden Galuh itu, berlinanglah air mata
Setelah mendengar kata Raden Galuh itu, berlinanglah air mata<br>
Raden Mantri Made , kemudian katanya,
Raden Mantri Made , kemudian katanya,


"Kak, saya inilah adik Kakak, Mantri Made" . Sesudah itu
"Kak, saya inilah adik Kakak, Mantri Made" . Sesudah itu<br>
Raden Mantri dipeluk oleh kakaknya, lalu mereka saling menangis. Raden Mantri Made diajak pulang ke Daha, tetapi tidak
Raden Mantri dipeluk oleh kakaknya, lalu mereka saling menangis. Raden Mantri Made diajak pulang ke Daha, tetapi tidak<br>
mau, begini jawabnya,
mau, begini jawabnya,


"Sekarang saya tidak mau menuruti keinginan Kakak.
"Sekarang saya tidak mau menuruti keinginan Kakak.<br>
Sebelum saya mendapat seorang wanita yang berasal dari sini,
Sebelum saya mendapat seorang wanita yang berasal dari sini,<br>
saya tidak mau pulang". Selanjutnya tidak diceritakan pembicaraan mereka berdua. Tersebtulah sekarang Gusti Made Subanar telah pulang ke istana. Keesokan harinya dia pergi lagi ke
saya tidak mau pulang". Selanjutnya tidak diceritakan pembicaraan mereka berdua. Tersebtulah sekarang Gusti Made Subanar telah pulang ke istana. Keesokan harinya dia pergi lagi ke<br>
rumah I Patih. Karena sering-sering Gusti Made Subandar tidak
rumah I Patih. Karena sering-sering Gusti Made Subandar tidak<br>
tampak di istana, pada suatu ketika kepergiannya diintai oleh
tampak di istana, pada suatu ketika kepergiannya diintai oleh<br>
Raden Mantri. Kemudian diketahui Gusti Made Subandar pergi
Raden Mantri. Kemudian diketahui Gusti Made Subandar pergi<br>
ke rumah I Patih. Dengan mendadak Raden Mantri Kori pan berkunjung ke rumah I Patih dan dijumpai oleh beliau Gusti Made
ke rumah I Patih. Dengan mendadak Raden Mantri Kori pan berkunjung ke rumah I Patih dan dijumpai oleh beliau Gusti Made<br>
Subandar sedang bercakap-cakap dengan Ni Wayan Sekar. Ketika
Subandar sedang bercakap-cakap dengan Ni Wayan Sekar. Ketika<br>
tiba di sana, beliau dengan mendadak rebah karena terpesona melihat kecantikan Ni Wayan Sekar. I Patih dan istrinya sibuk merawat Raden Mantri. Setelah beliau sadar, lalu diiringkan pulang
tiba di sana, beliau dengan mendadak rebah karena terpesona melihat kecantikan Ni Wayan Sekar. I Patih dan istrinya sibuk merawat Raden Mantri. Setelah beliau sadar, lalu diiringkan pulang<br>
oleh Gusti Made Subandar. Setiba di istana , beliau langsung masuk
oleh Gusti Made Subandar. Setiba di istana , beliau langsung masuk<br>
ke kamar tidur dan tidak keluar sampai keesokan harinya. Oleh karena itu, beliau ditanya oleh ayah dan ibunya mengapa beliau seperti itu. Beliau mengatakan sakit kepala. Gusti Made Subandar
ke kamar tidur dan tidak keluar sampai keesokan harinya. Oleh karena itu, beliau ditanya oleh ayah dan ibunya mengapa beliau seperti itu. Beliau mengatakan sakit kepala. Gusti Made Subandar<br>
tahu mengapa Raden Mantri dalam keadaan duka, maka beliau di
tahu mengapa Raden Mantri dalam keadaan duka, maka beliau di



Uahan ri tatkala 25 Oktober 2023 21.54

Kaca puniki kavalidasi

bertanya,

"Kakak Wayan, saya hendak bertanya kepada Kakak, tetapi
jangan marah ! "

"Ya, silakan Gusti Made!"

"Jangan kakak sembunyi-sembunyi! Betulkah Kakak anak
Bapak Patih?"

"Baik, Gusti Made! Akan tetapi, jangan Gusti Made memberitahukan hal ini kepada orang lain! Sebenarnya saya bukan
anak Bapak Patih, tetapi putri raja Daha. Saya berada di sini
karena dulu saya diterbangkan oleh kabut gelap, lalu jatuh di
tengah hutan dan dipungut oleh Bapak Patih . Saya mempunyai
adik bemama Mantri Made. Ketika saya masih di rumah, adik
saya baru berumur satu tahun", demikian cerita Ni Wayan Sekar.
Setelah mendengar kata Raden Galuh itu, berlinanglah air mata
Raden Mantri Made , kemudian katanya,

"Kak, saya inilah adik Kakak, Mantri Made" . Sesudah itu
Raden Mantri dipeluk oleh kakaknya, lalu mereka saling menangis. Raden Mantri Made diajak pulang ke Daha, tetapi tidak
mau, begini jawabnya,

"Sekarang saya tidak mau menuruti keinginan Kakak.
Sebelum saya mendapat seorang wanita yang berasal dari sini,
saya tidak mau pulang". Selanjutnya tidak diceritakan pembicaraan mereka berdua. Tersebtulah sekarang Gusti Made Subanar telah pulang ke istana. Keesokan harinya dia pergi lagi ke
rumah I Patih. Karena sering-sering Gusti Made Subandar tidak
tampak di istana, pada suatu ketika kepergiannya diintai oleh
Raden Mantri. Kemudian diketahui Gusti Made Subandar pergi
ke rumah I Patih. Dengan mendadak Raden Mantri Kori pan berkunjung ke rumah I Patih dan dijumpai oleh beliau Gusti Made
Subandar sedang bercakap-cakap dengan Ni Wayan Sekar. Ketika
tiba di sana, beliau dengan mendadak rebah karena terpesona melihat kecantikan Ni Wayan Sekar. I Patih dan istrinya sibuk merawat Raden Mantri. Setelah beliau sadar, lalu diiringkan pulang
oleh Gusti Made Subandar. Setiba di istana , beliau langsung masuk
ke kamar tidur dan tidak keluar sampai keesokan harinya. Oleh karena itu, beliau ditanya oleh ayah dan ibunya mengapa beliau seperti itu. Beliau mengatakan sakit kepala. Gusti Made Subandar
tahu mengapa Raden Mantri dalam keadaan duka, maka beliau di


94